5 Kebiasaan di Media Sosial yang Bisa Membuat Pelamar Tak Diterima Kerja

Sebelum melamar kerja, pastikan jika media sosial Anda bersih dari hal-hal negatif. Menurut sejumlah riset, perekrut saat ini mempertimbangkan isi Facebook, Twitter, atau Instagram sebelum menerima seorang pelamar. Anda memang tidak disarankan untuk bersikap palsu dengan mengunggah hal-hal yang baik hanya demi citra positif. Namun ada baiknya untuk menghindari lima kesalahan berikut agar tidak membuat perekrut jadi mundur untuk menerima Anda:

1. Bicara Keburukan Rekan
Banyak orang tak sadar akan akibat kurangnya tanggung jawab dalam menggunakan media sosial. Salah satunya adalah dengan membicarakan
keburukan rekan kerja. Bergosip atau membicarakan kejelekkan sesama teman, atasan, atau tempat kerja adalah hal yang sangat tidak disukai perekrut. Hal tersebut dapat menyebabkann Anda dihapus dari daftar pelamar potensial. Survei yang dilakukan CareerBuilder mengatakan jika 36% perekrut menemukan perilaku buruk ini.  

Bersikap kesal bahkan marah terhadap bos, rekan, atau perusahaan memang tidak salah. Namun usahakan untuk tidak mengungkapnya di media sosial karena bisa terekam selamanya di sana. Perekrut pun akan segan menerima Anda karena tidak mau hal yang sama terjadi. 

2. Berbagi Hal Terlalu Personal
Hindari mengunggah sesuatu yang terlalu pribadi. Misalnya mengenai putusnya hubungan Anda dengan pasangan atau masalah keluarga. Mengunggah opini yang berpotensi menyinggung pihak lain seperti tentang agama, politik, atau budaya juga perlu dihindari. Kedua hal tersebut dapat mengesankan bahwa Anda orang yang suka mengumbar aib dan diskriminatif.

Jika ingin sekali membagi buah pikiran bernada sensitif, pastikan postingan itu dalam keadaan private yang hanya bisa dilihat teman-teman tertentu. Perekrut memang tidak bisa menolak Anda hanya karena alasan ini. Tapi mereka bisa memberi banyak alasan untuk memilih kandidiat lain.

"Menyiapkan diri untuk wawancara kerja saat ini termasuk memastikan bahwa setiap setiap informasi yang kamu keluarkan adalah sesuatu yang ingin orang lihat," kata David Blacker selaku headhunter dilansir My Domaine.

3. Posting-an yang Kontradiktif
Berhati-hati pula dalam memberitahu para pengikut mengenai kegiatan Anda di keseharian. Jangan sampai Anda ketahuan tengah berlaku tidak jujur karenanya. Misalnya ketika Anda bolos kerja untuk melakukan wawancara di perusahaan lain dengan alasan ke luar kota. Kala itu, tak perlu menginformasikan tempat dimana Anda interview sehingga membuat rekan atau atasan curiga. 

4. Kesalahan Tata Bahasa
Meski tidak secara langsung mempengaruhi performa kerja, perekrut juga kurang suka pada orang yang menulis dengan tata bahasa kurang tepat. Berdasar survei dalam Jobvite, 66% perekrut menolak kandidat pelamar dengan bahasa Inggris yang kurang baik. Untuk itu, periksa kembali setiap kata yang akan Anda tulis di media sosial. Jangan sampai hal itu menjadi penghalang Anda untuk mendapatkan pekerjaan impian. 

5. Menindas
Meski memudahkan orang berbagi momen, kehadiran media sosial juga memicu terjadinya cyber bullying atau penindasan online. Pastikan jika Anda bukanlah salah satu orang yang melakukannya. Jika ada orang atau akun yang mengganggu Anda sebelumnya, coba balas atau hubungi dia melalui pesan pribadi saja. Hindari membuat kesan bahwa Anda orang yang mudah tersulut emosi.

Rahmi Anjani - wolipop

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar