Hubungan kita dengan orang lain, tidak selamanya mulus. Kadang ada gesekan atau ketidakselarasan. Bahkan, bisa sampai bertengkar segala. Anda misalnya, apakah saat ini sedang bermasalah dengan seseorang? Yang salah siapa? Dia atau Anda.
Hampir bisa dipastikan kalau Anda mengira bahwa yang salah itu dia, bukan Anda. Lucunya, mungkin dia pun menilai bahwa yang salah itu Anda, bukan dia. Makanya, sampai sekarang masalah itu masih berlanjut. Meskipun kejadiannya sudah bertahun-tahun lalu.
Andai memang dia yang salah. Lalu dia meminta maaf kepada Anda, apakah Anda memaafkannya? Ataukah sakit hati ini sedemikian kuatnya sehingga baginya; tidak ada kata maaf.
Kita sering mengira bahwa memaafkan itu rugi. Padahal, apa ruginya kan? Kalau pun itu berkaitan dengan soal finansial, tidak memaafkan tidak menjadikan uang kita kembali. Lagipula, ada pahala dalam memaafkan.
Jangan bilang kita tidak lagi perlu pahala. Karena, pahala yang sudah kita punya pun belum tentu cukup untuk menebus dosa-dosa kita. Boleh jadi, kita merasa sudah banyak kebaikan kita. Namun kita lalai terhadap kesalahan yang kita lakukan.
Sama seperti kita mengira sudah berbuat baik, padahal di mata Tuhan tidak bernilai ibadah. Kita juga bisa mengira orang lain yang salah, padahal mungkin kebalikannya. Bisa rugi banget kita.
Di dunia rugi menanggung kekesalan hati. Di akhirat, rugi menerima putusan Ilahi. Maka tidak penting lagi soal siapa yang salah. Yang memaafkan itulah yang paling beruntung diantara keduanya. Karena dia, memiliki sifat Tuhan Yang Maha Pengampun. Andakah orang yang beruntung itu? In sya Allah.
Mari Berbagi Semangat!
Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar