Selain berdasarkan jenis kelamin, manusia bisa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu; orang baik dan orang buruk. Hal itu, didasarkan pada tingkah lakunya. Orang yang bertingkah laku baik, masuk kelompok baik. Orang yang gemar menipu, merenggut hak orang lain, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, masuk kelompok orang buruk.
Anda, termasuk kelompok yang mana? Orang baik dong. Kata siapa? Kata kita sendiri. Namun, apakah orang lain punya pendapat yang sama soal itu? Jika kebanyakan orang yang berinteraksi dengan kita menyatakan yang sebaliknya, maka mungkin klaim kita tidak benar-benar akurat.
Memangnya penilaian orang lain dijamin akurat? Jika Anda orang biasa, maka penilaian mereka biasanya akurat. Tapi kalau Anda pejabat publik atau pesohor; boleh jadi penilaian mereka terdistorsi oleh berbagai kepentingan. Makanya, beruntung juga jadi orang biasa; karena orang lain bisa lebih objektif menilai kita.
Sekalipun demikian, penilaian mereka tidak mutlak sifatnya. Karena, mereka toh tidak bisa berbuat lebih dari sekedar menilai. Sama seperti Anda menilai buruk seorang pesohor, toh Anda tidak bisa berbuat apa-apa kan? Anda, tidak punya daya atau pun kuasa untuk mengubahnya.
Yang mutlak itu adalah penilaian Allah ta'ala terhadap tingkah polah kita. Karena Dia, bukan hanya menilai. Melainkan kuasa untuk menimpakan konsekuensi atas perilaku itu. Jika Dia menilai buruk, Anda nggak bisa berkutik. Biar pun jutaan orang mengatakan sebaliknya. Atau para pengacara mahal dan orang kuat memback-up Anda.
Soal ini, sering diabaikan oleh manusia. Sehingga, nggak segan lagi berbuat nista. Apalagi kalau orang-orang dilingkungannya sudah sama rusaknya. Maka, penilaian mereka juga baik-baik saja; meskipun hati nurani menyatakan sebaliknya.
Kehancuran berbagai bangsa sepanjang zaman, terjadi karena abainya manusia pada fakta bahwa Allah menilai dan memberikan balasan. Dimusnahkannya kaum Tsamud yang mampu memahat gunung. Dihancurkannya kaum 'Ad yang berpostur raksasa. Ditenggelamkannya Fir'aun. Dan mungkin, disengsarakannya bangsa Indonesia.
Kita, belum musnah seperti para legenda bangsa-bangsa besar dimasa lalu. Tapi boleh jadi, itu hanya soal waktu. Bukankah kapan terjadinya kita tidak tahu? Maka mumpung masih sempat, mari bertobat. Supaya selamat, di dunia dan akhirat.
Tapi kalau kita baik sendiri sementara kebanyakan orang pada berjama'ah dalam dzalim dan lalim, mana pengaruh? Tugas kita, bukan mengubah dunia kok. Melainkan untuk menjadi pribadi yang takut kepada Allah. Dan mengajak orang lain untuk menempuh jalan-Nya.
Perkara respon yang kita dapatkan tidak sesuai harapan, itu bukan hal yang perlu dipusingkan. Bahkan para nabi pun mendapatkan penolakan. Kita, tidak selevel nabi kan?
Maka tak perlu sedih jika ajakan pada kebaikan yang Anda serukan tidak mendapatkan sambutan. Karena manusia, memang terbagi menjadi dua golongan. Yang baik. Dan yang buruk.
Makanya, dalam surah Az-Zumar Allah tegaskan bahwa diakhirat kelak, manusia akan berbodong dalam 2 golongan. Satu golongan disapa ramah wajah Allah. Dan satu golongan lagi disambut dengan murka-Nya. Anda, memilih yang mana?
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar