Pic. Source: inspirationyourlife.blogspot.com |
Di tengah keasyikan berjalan-jalan di sebuah kota tua, dengan mata yang tajam seorang pria muda tertuju pada sebuah papan yang terpampang di muka sebuah toko milik iblis yang menjelma menjadi seorang nenek tua renta. Ia menjajakan peralatan kerja yang sudah tua dan usang untuk diobral. Untuk menarik minat para pembeli, sang nenek tua memberikan harga yang sangat menarik dan tidak mahal. Pria muda tersebut sempat tertawa ketika membaca tiap-tiap alat- alat kerja yang tua dan usang tersebut : ada alat bernama malas, alat dendam, alat curang, alat syirik, alat iri, alat culas, alat khianat, dan nama-nama alat-alat lainnya yang dijajakan dengan nama-nama keburukan.
Pria muda mencermati satu persatu peralatan yang dijajakan, dan nampaknya ia tertarik pada suatu alat sederhana dan sangat kusam tetapi alat itu harganya paling mahal di antara seluruh alat yang dipajang dan dijual. Dengan berpikir dan merasa terheran-heran dibuatnya, dalam hati sang pria muda berkata, peralatan sangat sederhana tapi sudah berkarat pula tapi harga selangit. Saat bertanya apa nama peralatan itu pada sang nenek tua, dengan lugas dia menjawab bahwa alat ini bernama alat putus asa. Dan,mengapa mahal sekali harganya? Dengan senyuman melebar nenek tua jelmaan sang iblis menjawab, "peralatan ini sangat mudah digunakan dan manfaatnya sangat banyak. Mudah sekali aku masuk ke dalam hati manusia dengan menggunakan alat ini jika dibanding alat lain. Ketika aku telah berada di dalam hati manusia, sangatlah tidak sulit melakukan apapun yang aku inginkan dari manusia. Tidaklah heran alat ini sudah berkarat karena sangat sering digunakan ke banyak hati manusia." Sambil tertawa menggelegak si nenek tua mengatakan bahwa banyak manusia yang tidak menyadari putus asa itu adalah punya alat yang telah ia gunakan.
Jika kita masuk dalam perangkap putus asa, tak heran seringkali kita terperosok ke dalam lubang tindakan kebodohan dan duri penyesalan. Dengan putus asa, kita mudah melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kita pada akhirnya. Cobalah renungkan, apakah kita masih ingin dipermainkan oleh sang iblis dengan segala tipu dayanya melalui alat putus asa yang ia gunakan ?
Jika seseorang merasa bahwa dirinya mendapat tekanan hingga batas ketidaksanggupan untuk dipikulnya maka semua yang ada dihadapannya menjadi hampa, ia merasa yang dilakukan tidak membawa perubahan apapun sehingga ia berputus asa. Putus asa merupakan sifat buruk pada diri kita jika ditimpa musibah menjadi kehilangan gairah untuk hidup, kehilangan gairah untuk bekerja beraktifitas sehari-hari, timbul perasaan sedih, merasa bersalah, lambat berpikir, menurunnya daya tahan tubuh, mudah jatuh sakit karena yang ada hanyalah pandangan kosong seolah terhimpit oleh beban yang sangat berat berada di pundaknya sehingga putus asa meracuni kehidupan kita. Umumnya kita tidak jemu memohon kebaikan dan jika kita ditimpa malapetaka kita menjadi putus asa dan putus harapan.
Bagaimana cara agar kita bisa mengatasi tekanan eksternal kehidupan menguatkan ketahanan diri? Depresi maupun tekanan eksternal dalam kehidupan sehari-hari bisa memberikan dampak positif bagi kita maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan.
Pertama, STOP untuk mengeluh, DO / lakukan apa yang kita bisa lakukan. Kedua, BERSYUKUR dengan kehidupan kita yang sekarang.
Ketiga, MOHON pertolongan kepada Sang Khalik dengan ibadah dan sabar maka hal itu memberikan kekuatan ketahanan diri kita sehingga seberat apapun tekanan eksternal, kegagalan dalam usaha, bisnis, karir dan perjuangan hidup, tidak akan membuat kita putus asa dalam mengarungi samudera kehidupan. Ketaqwaan kita kepada Yang Maha Kuasa yang menjadikan kita kuat dalam menghadapi tekanan kehidupan sebesar apapun sehingga bisa menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Seperti dalam satu ayat disampaikan "Barangsiapa bertakwa kepadaKU niscaya AKU menjadikan bagimu kemudahan dalam segala urusan."
Have a positive day!
Mohamad "Bear" Yunus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar