Seorang atasan seharusnya bisa menjadi contoh teladan bagi para karyawannya. Tetapi bagaimana jika atasan tersebut justru bersikap semaunya dan berperilaku kurang menyenangkan terhadap para karyawannya? Jangan tergesa-gesa untuk mengundurkan diri dari perusahaan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi atasan yang menyebalkan.
1. Komunikasi
Diterangkan oleh penasihat karier Handi Kurniawan, jika bos berperilaku kurang menyenangkan, seperti bertindak semaunya, tidak mau mengerti perasaan karyawan, atau bahkan bersikap kasar, komunikasi menjadi hal penting yang harus dilakukan. Tak ada salahnya mencari momen spesial dan berbicara baik-baik saat atasan berada dalam suasana hati yang cukup baik.
"Mengungkapkannya dengan baik-baik dan hormat agar bos tahu jika Anda marah atau tidak enak hati. Komunikasikan yang enak, cari celah agar bisa berbicara berdua dengannya. Jangan langsung 'menembak' ke inti permasalahan, mulailah obrolkan hal-hal kecil," paparnya saat dihubungi.
2. Berikan Alternatif Pilihan
Jika bos bersikap menyebalkan karena tidak mampu mengambil keputusan yang menentukan nasib suatu perusahaan, penulis buku 'Global Carrier' itu menyarankan untuk membantu atasan memberikan alternatif pilihan dengan cara mendiskusikannya. Berikan alasan tepat mengapa keputusan itu sangat penting untuk dipertimbangkan sehingga nasib para karyawan tidak ikut terombang-ambing.
3. Miliki Leadership
Sebagai anak buah yang baik, dalam menyikapi atasan yang bersikap kurang menyenangkan dari segi sifat dan karakter hendaknya memiliki sifat kepemimpinan di dalam diri sendiri. Hal tersebut bukan bermaksud untuk melangkahi otoritas atasan, tetapi berfungsi untuk membantunya untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya.
"Saran saya dalam bekerja kita jangan menunggu-nunggu perintah. Kalau bos tidak punya visi, kita harus memunculkan visi itu sendiri. Nanti hasil prestasi kita kelihatan," tambah lulusan S-2 administrasi bisnis University of Western Australia itu.
Akan tetapi dalam memunculkan sifat kepemimpinan, sebaiknya harus berhati-hati karena bisa saja atasan justru tidak suka. Handi berpendapat, atasan yang menyebalkan justru tidak suka dengan anak buahnya yang lebih maju. Namun tetap tidak ada salahnya untuk menunjukkan performa kerja dan perilaku yang bagus.
4. Lakukan Pendekatan
Pembicara dan motivator kepemimpinan Ainy Fauziyah mengatakan, atasan bisa bersikap menyebalkan karena mungkin anak buahnya yang kurang memahami, ataupun sebaliknya. Maka dari itu, salah satu cara menghadapinya adalah dengan melakukan pendekatan terlebih dahulu.
Saat jam makan siang misalnya, jangan sungkan untuk mengajaknya makan bersama atau sekadar cari waktu yang tepat untuk mengobrol topik lain di luar urusan pekerjaan. "Setelah itu baru cari celah untuk ngobrolin di mana letak kesalahan kita, pasti hati atasan sudah mulai melunak," jelasnya.
5. Jangan Sakit Hati
Jika berbagai cara sudah dilakukan namun tetap tidak berhasil menghadapi atasan yang menyebalkan, wanita 26 tahun itu menyarankan untuk jangan langsung sakit hati dan lantas mengundurkan diri. Sebaiknya bicarakan kepada pihak personalia atau atasan tertinggi.
"Tapi ingat, bedakan antara mengadu dan membicarakan atasan. Kalau mengadu, gaya bahasa kita terkesan memojok-mojokan dan merajuk. Kalau membicarakan, yang disampaikan harus tepat dan seimbang," tutup ibu dua anak itu.
Intan Kemala Sari - wolipop
1. Komunikasi
Diterangkan oleh penasihat karier Handi Kurniawan, jika bos berperilaku kurang menyenangkan, seperti bertindak semaunya, tidak mau mengerti perasaan karyawan, atau bahkan bersikap kasar, komunikasi menjadi hal penting yang harus dilakukan. Tak ada salahnya mencari momen spesial dan berbicara baik-baik saat atasan berada dalam suasana hati yang cukup baik.
"Mengungkapkannya dengan baik-baik dan hormat agar bos tahu jika Anda marah atau tidak enak hati. Komunikasikan yang enak, cari celah agar bisa berbicara berdua dengannya. Jangan langsung 'menembak' ke inti permasalahan, mulailah obrolkan hal-hal kecil," paparnya saat dihubungi.
2. Berikan Alternatif Pilihan
Jika bos bersikap menyebalkan karena tidak mampu mengambil keputusan yang menentukan nasib suatu perusahaan, penulis buku 'Global Carrier' itu menyarankan untuk membantu atasan memberikan alternatif pilihan dengan cara mendiskusikannya. Berikan alasan tepat mengapa keputusan itu sangat penting untuk dipertimbangkan sehingga nasib para karyawan tidak ikut terombang-ambing.
3. Miliki Leadership
Sebagai anak buah yang baik, dalam menyikapi atasan yang bersikap kurang menyenangkan dari segi sifat dan karakter hendaknya memiliki sifat kepemimpinan di dalam diri sendiri. Hal tersebut bukan bermaksud untuk melangkahi otoritas atasan, tetapi berfungsi untuk membantunya untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya.
"Saran saya dalam bekerja kita jangan menunggu-nunggu perintah. Kalau bos tidak punya visi, kita harus memunculkan visi itu sendiri. Nanti hasil prestasi kita kelihatan," tambah lulusan S-2 administrasi bisnis University of Western Australia itu.
Akan tetapi dalam memunculkan sifat kepemimpinan, sebaiknya harus berhati-hati karena bisa saja atasan justru tidak suka. Handi berpendapat, atasan yang menyebalkan justru tidak suka dengan anak buahnya yang lebih maju. Namun tetap tidak ada salahnya untuk menunjukkan performa kerja dan perilaku yang bagus.
4. Lakukan Pendekatan
Pembicara dan motivator kepemimpinan Ainy Fauziyah mengatakan, atasan bisa bersikap menyebalkan karena mungkin anak buahnya yang kurang memahami, ataupun sebaliknya. Maka dari itu, salah satu cara menghadapinya adalah dengan melakukan pendekatan terlebih dahulu.
Saat jam makan siang misalnya, jangan sungkan untuk mengajaknya makan bersama atau sekadar cari waktu yang tepat untuk mengobrol topik lain di luar urusan pekerjaan. "Setelah itu baru cari celah untuk ngobrolin di mana letak kesalahan kita, pasti hati atasan sudah mulai melunak," jelasnya.
5. Jangan Sakit Hati
Jika berbagai cara sudah dilakukan namun tetap tidak berhasil menghadapi atasan yang menyebalkan, wanita 26 tahun itu menyarankan untuk jangan langsung sakit hati dan lantas mengundurkan diri. Sebaiknya bicarakan kepada pihak personalia atau atasan tertinggi.
"Tapi ingat, bedakan antara mengadu dan membicarakan atasan. Kalau mengadu, gaya bahasa kita terkesan memojok-mojokan dan merajuk. Kalau membicarakan, yang disampaikan harus tepat dan seimbang," tutup ibu dua anak itu.
Intan Kemala Sari - wolipop
Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar