Beberapa hari lalu, saat kita menyaksikan video dokumenatsi
pernikahan kita, kau ingatkan, hampir 9 tahun kita menikah. Aku bukannya tidak
ingat, tanggal berapa kita menikah, aku hanya merasa perih, ketika tanggal itu
tiba, tidak ada yang bisa kuberikan untukmu sebagai ucapan rasa terima kasihku,
telah mendampingiku selama ini.
Ketika bidadari kecil kita, tertawa-tawa riang sambil
menyebutkan nama-nama orang yang tampil di video tersebut, pikiranku melayang,
betapa cantiknya istriku saat itu. Ssst..jangan murah! Bukan berarti engkau
tidak cantik lagi saat ini. Engkau bisa lebih cantik lagi, seandainya aku bisa
memberimu cukup keleluasan untuk memilih perawatan yang tepat untuk menjaga
kecantikanmu...
Beberapa hari yang lewat, engkau bilang, kulit tanganmu
kambuh lagi sakitnya, ketika tangan muliamu itu harus mencuci baju... Aku hanya
terdiam. Kuberharap, aku segera memberikanmu mesin cuci, sehingga engkau tidak
perlu repot mengucek dan membilasnya.
Setiap hari, ketika bahkan muadzin subuh belum bertugas, engkau
telah terbangun, menyiapkan masakan untuk kau jual, dan sebelum matahari
muncul, engkau sudah harus berangkat untuk menggelar dagangan, yang memenuhi
sepeda motor tuamu..hmmm, engkau hampir tidak kelihatan, tertutupi dengan
segala barang dagangan...
Ketika malam, engkau sering tak bisa tidur, karena merasakan
tubuhmu yang kelelahan, dan sering terkena masuk angin. Hmmm...betapa jahatnya
aku, suamimu ini ya?
Seharusnya aku menjadikan bagaikan putri yang mulia, yang
bisa seharian menemani bidadari kecil kita bermain, tanpa merasa bersalah,
menolak ajakannya bermain, karena keletihan yang menerpamu.
Semestinya aku bisa membuatmu tersenyum sepanjang hari,
membuat tubuhmu harum terawat, menyediakan waktu lebih untukmu, agar bisa
bermunajat kepada Allah SWT, supaya engkau bisa terlindungi dari gangguan gaib
yang telah sekian tahun menghantuimu.
Bukannya aku tidak mengerti itu semua. Hari ini, pagi ini,
kuingin menangis, sambil menuliskan ini, dengan segenap harapan dan tekat,
bahwa tahun ini, di peringatan ke 9 tahun kita menikah nanti, ada sesuatu yang
berkesan yang bisa kuberikan untukmu.
Ya Allah, Engkau pasti mendengar do’aku ini. Dan Engkau Maha
Pemberi. Engkau lebih tahu, apa yang terbaik buat kami. Tuntunlah kami agar
bisa menerima semua ketentuan-Mu dengan ikhlas...
Di perbatasan kota Jogja-Sleman
27 Feb 2014
Abu Safa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar