Tidak Melakukan Apapun – Bisakah Anda?


Today is Monday. And I swear I am not going to do anything. Why? Because people says that Monday is hari malas sedunia katanya ya kan? Males banget mau pergi kekantor hari senin. Makanya we don’t like Monday. Biasanya kita disarankan untuk mengubah kalimat itu menjadi I like Monday!. Memang, kalimat-kalimat positif bisa membantu kita untuk menaikkan kadar energi positif juga. Namun, apa salahnya sih jika sesekali kita males-malesan juga? Kalau saya mau tidak melakukan apapun, so what? Sebentar dulu, masalahnya…; apakah benar saya bisa tidak melakukan apapun juga?
Ketiga ABG kami sangat menggemari lagunya Bruno Mars, The Lazy Song. Kalau ada lagu itu, mereka ikut menyanyikannya juga. Saya? Secara kita kan mantan vocalis paduan suara SMA, gitu loh. Nyanyi juga dong. Kan lagunya asyik banget. Anehnya, setiap kali saya mendengar lagu itu, sama sekali tidak ada rasa malas. Saya malah menjadi lebih bersemangat, meneruskan apa yang sedang saya lakukan sambil ikut bersenandung. Ternyata, motivasi bisa didapatkan dimana saja. Bahkan ketika kita sedang menyanyikan lagu tentang kemalasan. Jangan-jangan, dengan berperilaku malas pun kita bisa bersemangat, kali ya? Soal ini saya serius. Marilah sesekali kita melihat ‘kemalasan’ dari sisi positifnya. Pasti ada pelajaran yang bisa kita petik.  Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar males-malesan (bukan males beneran), saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intellligence berikut ini:

1. Kita tidak bisa tidak melakukan apapun. 
Today, I don’t feel like doing anything. Sungguh, saya sudah mencoba melakukannya. Tapi, ternyata saya tidak tahu bagaimana cara ’tidak melakukan apapun’ itu. Saat saya diam, saya ’sedang melakukan sesuatu’. Waktu melamun, saat luntang-lantung, sebut saja apa. Semua itu adalah ’doing thing’, melakukan sesuatu. Jadi bagaimana sih ’tidak melakukan apapun’ itu? Kasih tahu saya jika Anda berhasil menemukannya. Saya ingin mencoba ’tidak melakukan apapun’. Karena sampai sekarang saya percaya bahwa kita, tidak bisa tidak melakukan apapun.

2. Penuhi komitmen kepada orang lain.  
Apapun yang kita lakukan atau tidak kita lakukan adalah hak kita. Terserah kita dong. Yang penting, kita kan tidak mengganggu atau merugikan orang lain. Betul tidak? Iya, kan. Kita sepakat soal itu. Nah, kalau kita sepakat, berarti kita juga setuju untuk mencegah jangan sampai orang lain terganggu ketika kita sedang ‘tidak melakukan apapun’. Makanya, sebelum mulai ‘tidak melakukan apapun’ itu, mari kita tunaikan dulu kewajiban kita kepada orang lain. Mungkin atasan kita. Mungkin bawahan kita. Mungkin kolega kita. Mungkin pelanggan kita. Siapapun. Pokoknya, mari tuntaskan dulu tanggungjawab kita kepada orang lain, sebelum kita memulai program ‘not doing anything’ itu. Why? Kan kita sudah sependapat untuk memenuhi komitmen kita kepada orang lain.    

3. Berbaring tidak berarti tidak melakukan apapun. 
Sudah ditunaikan semua komitmen pada orang lain. What next? I just wanna lay in my bed. Yuhuuu, itu adalah lirik terfavorit saya. Kayaknya asyik banget deh kalau cuma berbaring ditempat tidur. Tapi, berbaring di tempat tidur tidak berarti tidak melakukan apapun. You can bring your botebook along. Dan melakukan sesuatu yang memberi nilai pada hidup. Meskipun Anda bukan penyair, sesekali boleh juga menorehkan sebait puisi yang bisa menginspirasi. Malas membawa desktop PC ke tempat tidur? Wajarlah. Berat, Bok! Ambil pensil dan kertas kosong. Goreskan  gagasan apapun meski masih samar-samar. Lagi gak bisa mikir! Tak apa juga. Tidak usah mikir deh, kalo gitu. Mendingan merenung aja. Melihat kedalam diri. Berkata jujur pada nurani. Lalu bikin komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semuanya itu, bisa kita lakukan sambil ’I just wanna lay in my bed....”

4. Putus hubungan dengan dunia luar. 
Terlalu banyak interupsi yang kita alami sepanjang hari-hari yang kita lalui. Meski tidak bertemu dengan orangnya. Don’t like picking up your phone!. Bukan sekedar telepon, tetapi semua alat komunikasi yang memberi celah kepada orang lain untuk memasuki ruang pribadi kita. Coba saja, cek sekali lagi; berapa kali pekerjaan yang sedang Anda lakukan terkena interupsi oleh bunyi ‘beeep…’ dari blackberry Anda? Berbahaya lho itu. Pekerjaan Anda berkali-kali tertunda. Lalu kita menyalahkan pekerjaan yang terlalu banyak, atau gaji kecil, atau atasan yang kurang membimbing sebagai biang keladi kegagalan kita menyelesaikan tugas itu. Saat kita ingin sendiripun begitu. Tidak akan berhasil, jika ditengah kesendirian yang kita bangun itu, kita masih membiarkan pesan-pesan tak penting dari orang lain menembus dinding kamar kita. So, putuskan hubungan dengan dunia luar. Sampai Anda benar-benar siap untuk membangunnya kembali.

5. Anda boleh melakukan apapun. 
No body’s gon’ tell me I can’t. Oh, yes I said it ‘cause I can. Tak seorang pun bisa melarang kita untuk melakukan apapun yang kita inginkan. Toh sebagai orang dewasa kita memiliki tanggungjawab penuh atas semua tindakan yang kita lakukan. Hal positif maupun negatif. Terserah deh, pokoknya. Asal sanggup saja menanggung konsekuensi dari semua pilihan dan tindakan yang kita ambil. Bahkan Ayah dan Ibu kita pun tidak lagi berhak untuk melarang. Namun, mereka juga tidak akan dimintai pertanggunjawaban atas semua yang kita lakukan. Semuanya sudah menjadi tanggungan kita sendiri. Ketika menyadari hal ini, maka Anda boleh melakukan apapun.

Jangan terlalu percaya pada orang yang mengatakan tidak pernah kehilangan semangat. Bisa jadi dia tidak mengatakan yang sebenarnya. Atau derajat orang itu sudah terlalu tinggi untuk bisa kita teladani. Maqamnya sudah sulit dijangkau manusia biasa seperti kita. Mending kita jalani hidup layaknya manusia saja. Jangan takut untuk menjadi orang malas. Karena tidak semua kemalasan bernilai buruk. Malas meniru perilaku negatif. Malas ikut-ikutan mereka yang tidak produktif. Malas terlibat dalam urusan yang tidak bernilai. Dan begitu banyak lagi kemalasan yang kita butuhkan lainnya. Bahkan, kemalasan untuk melakukan apapun; ternyata memiliki nilai positif jika kita bisa memberinya makna yang berguna untuk menjadikan hidup kita lebih baik.  

Mari Berbagi Semangat!
Penulis : Dadang Kadarusman

Catatan Kaki:
Jika Anda sedang ingin malas-masalan, ikuti saja kemalasan itu. Lalu arahkan dia menuju ke jalur positif.

2 komentar:

  1. "tidak semua kemalasan bernilai buruk. Malas meniru perilaku negatif. Malas ikut-ikutan mereka yang tidak produktif. Malas terlibat dalam urusan yang tidak bernilai. Dan begitu banyak lagi kemalasan yang kita butuhkan lainnya. Bahkan, kemalasan untuk melakukan apapun; ternyata memiliki nilai positif jika kita bisa memberinya makna yang berguna untuk menjadikan hidup kita lebih baik."

    saya suka pernyataan yang diatas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepanjang bernilai positif, oke-oke ajalah! makasih atas kunjungannya, bro...

      Hapus