Berbagi pengalaman, pengetahuan, inspirasi dan motivasi... sebab dengan berbagi, kita semakin kaya dan berbahagia dalam mengarungi hidup...
Mari Menulis Dan Berbenah Diri
Bahkan seorang Manager atau Direktur pun perlu terampil menulis. Mengapa? Oh, begitu banyak manfaat dari aktivitas menulis. Antara lain melatih kita untuk berpikir runut, atau menata sesuatu secara lebih terstruktur. Perhatikan contoh sederhana ini: “Aku memanggil orang itu papa” dan “Orang itu memanggil aku papa”. Kata-kata dalam kalimat itu sama semua. Hanya urutannya saja yang berbeda, namun maknanya bertolak belakang hingga 180 derajat. Dalam bisnis pun, runutan dan logika seperti itu berlaku. Demikian pula dalam kehidupan di luar bisnis. Berlatih menulis, berdampak besar kepada kemampuan kita dalam mengelola kehidupan kita sendiri. Maka boleh jadi, kini saatnya untuk belajar menuangkan gagasan lewat tulisan.
Banyak orang yang ingin ‘bisa’ menulis. Tetapi tidak tahu bagaimana melakukannya. Ini aneh. Soalnya, setiap saat jemari tangan kita menempel terus pada key board gadget komunikasi. Jadi, bukan tidak tahu bagaimana cara menulis. Melainkan tidak menyadari jika dirinya sudah bisa menulis. Jika Anda melihat saya sering menulis, bukan berarti saya sudah mahir menulis. Sapai hari ini, lebih dari seribu tulisan atau artikel saya sudah dipublikasikan. Tetapi, kemampuan menulis saya masih belum sampai ke puncaknya. Saya menyadari bahwa menulis itu adalah sebuah proses pembelajaran tiada henti. Bahkan bisa jadi, tulisan saya hari ini merupakan ralat dari hasil pemikiran saya dimasa lalu. Jadi lewat menulis, kita belajar untuk terus membenahi diri. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menulis untuk membenahi diri, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini:
1. Temukanlah kisahmu sendiri.
Apa yang harus saya tulis? Itu pertanyaan yang sering menghalangi kita untuk menulis. Sederhana saja; temukan kisahmu sendiri yang bisa menginspirasi orang lain. Jika Anda anak orang kaya, tentu banyak orang yang ingin tahu seperti apa sih kehidupan orang kaya itu. Jika Anda anak orang miskin, banyak orang ingin tahu bagaimana cara Anda berhasil keluar dari kemiskinan. Jika Anda Manager atau Direktur, minimal bawahan Anda ingin mengetahui bagaimana cara Anda membangun karir. Kalau umur Anda 40 tahun, bisa dibayangkan betapa banyaknya kisah menarik untuk Anda tuangkan dalam sebuah karya tulis. Bahkan sekalipun selama 40 tahun itu Anda ‘hanya’ menjadi tukang menghayal. Banyak lho, orang yang ingin mengetahui ‘halayan-halayan’ Anda yang mengasyikan dan imajinatif. Sungguh, Anda memiliki begitu banyak kisah yang layak untuk ditulis. Dan karena hanya Anda pribadi yang memiliki kisah itu, maka tulisan Anda pasti sangat unik sehingga tidak mungkin orang lain bisa menirunya.
2. Temukanlah keunikan tulisanmu sendiri.
Menulis itu seperti mencantumkan tanda tangan. Selain goresan-goresannya yang khas, didalamnya juga tersimpan ‘sidik jari’ kita. Makanya, tulisan setiap orang memiliki keunikan. Masalahnya, banyak orang yang tergoda untuk meniru tulisan orang lain. Tidak perlu takut keunikan Anda akan ditolak oleh penerbit atau media cetak. Memang, banyak penerbit buku atau koran yang belum menghargai keunikan seorang penulis. Mereka masih terkungkung oleh pakem dan selera pasar, bahkan cenderung lalai terhadap aspek originalitasnya. Jadi, tidak heran jika ada penerbit buku besar dan koran terkenal yang kecolongan menerbitkan ‘karya tulis’ bagus yang belakangan diketahui sebagai hasil jiplakan. Bagi penulis yang baik, sikap penerbit seperti itu sangat mengesalkan. Tetapi sekarang, begitu banyak alternatif media yang bersedia menerima keunikan tulisan Anda. So, bangunlah keunikan tulisan Anda melampaui pakem-pakem yang mengungkung dunia penerbitan umum. Karena dengan keunikan itu, Anda benar-benar memberi ‘nilai tambah’ kepada dunia. Bukan sekedar memenuhi semesta dengan sesuatu yang itu-itu saja.
3. Bangunlah kredibilitas pribadi.
Bagi seorang penulis, kredibilitas itu boleh dibilang segala-galanya. Tanpa kredibilitas pribadi, harga diri seorang penulis menjadi sangat rendah sekali. Bagaimana cara seorang penulis membangun kredibilitasnya? Dengan tidak menjiplak tulisan orang lain. Ada professor yang diberhentikan dari institusi pendidikan bergengsi tempatnya memberi kuliah. Ada Doctor dari perguruan tinggi beken yang dicabut gelarnya. Ada pula pengarang yang dituntut karena melanggar hak cipta. Semua hal yang saya sebutkan ini terjadi karena orang-orang ini terbukti menjadi plagiator tulisan orang lain. Para penjiplak sering mengira bahwa kebiasaan buruknya tidak akan ketahuan. Mereka keliru. Saya mengetahui jika beberapa tulisan saya dijiplak oleh orang lain, lalu diklaim seolah itu tulisan mereka. Kemudian jiplakan itu dimuat di berbagai media bahkan dalam buku yang dicetak secara profesional. Dari mana saya tahu soal itu? Sebagian besar diketahui karena ada sahabat-sahabat saya yang memberi tahu. “Kok ini mirip sekali dengan tulisanmu ya?” Begitu ketahuan suka menjiplak, kredibilitas seseorang langsung jatuh tersungkur. Bisakah Anda membayangkan; betapa hancurnya kredibilitas diri Anda jika sampai ketahuan Anda itu seorang penjiplak tulisan orang lain? Maka bangunlah kredibilitas Anda. Dan jagalah terus agar tidak ternoda.
4. Tulislah, maka jadilah dia sebuah tulisan.
Bagaimana cara membuat sebuah tulisan? Gampang; tulislah. Sibukkan jemari tangan Anda untuk menulis. Maka otak Anda sudah tidak lagi disibukkan oleh kebingungan tentang apa yang akan Anda tulis. Menulis apa? Apapun yang Anda ingin tulis. Pokoknya ya tulis saja. Tentang kucing Anda. Tentang sepatu pink Anda. Tentang cinta Anda. Tentang kambing Anda. Tentang, apapun. Bukankah belum ada orang yang menulis tentang semua itu? Hmmh, tulisan Anda dijamin orisinil deh. Kalau ikut kursus menulis, boleh tidak? Oh, boleh saja. Jika Anda menilai itu akan membantu Anda untuk menjadi seorang penulis yang lebih baik. Tetapi, seperti belajar bahasa Inggris; Anda tidak akan menjadi pintar hanya dengan mengikuti kelas kursusnya. Anda harus mempraktekannya, bukan? So, jika Anda ingin mengetahui dan mengadopsi ilmu menulis saya, silakan ikuti. Ilmu menulis saya hanya satu kok, yaitu: Tulislah.
5. Panjangkanlah Umurmu.
Orang yang panjang umur itu bukanlah mereka yang usianya mencapai ratusan tahun. Melainkan mereka yang meninggalkan sesuatu bagi dunia yang pernah ditinggalinya. Orang itu akan tetap dikenal setelah kematiannya selama peninggalannya masih dikenal orang. Anda meninggalkan apa? Perusahaan. Tanah. Rumah. Emas. Deposito. Itu bagus. Saya sih belum bisa meninggalkan semuanya itu. Selain butuh biaya besar, juga rentan habis dalam sekejap mata. Ada pula yang meninggalkan kepahlawanannya. Tapi saya juga tidak tahu bagaimana menjadi pahlawan di zaman ini. Tidak semua orang bisa memberikan peninggalan serupa itu. Tapi, mungkin kita semua bisa meninggalkan sesuatu lewat tulisan yang pernah kita buat. Berapa banyak nama yang Anda kenal, namun tidak pernah bertemu orangnya? Anda hanya mengenalnya lewat tulisan-tulisan yang menginspirasinya. Beberapa nama itu sudah pada meninggal. Tapi masih sering disebut-sebut di ruang kelas atau di forum-forum khusus. Namanya mungkin sudah tidak lagi disebut. Tapi ilmu yang pernah ditebarkannya menjadi bagian dari kehidupan seseorang. Maka tulislah tentang sesuatu yang bernilai dari dalam diri Anda. Dan biarkan orang lain menikmatinya, lalu mengambil hikmah darinya. Dan menjadikannya bagian positif dalam kehidupannya. Semoga pesan, semangat, dan nilai-nilai yang Anda tebarkan menjadi sarana untuk memanjangkan umur Anda.
Di zaman ketika manusia belum mengenal tulisan, mereka bersusah payah mendokumentasikan sejarahnya dalam gambar dan simbol. Di zaman ketika kita sudah mahir menulis, mengapa kita tiba-tiba kebingungan harus menulis apa. Ayo, menulislah. Karena anak buah Anda membutuhkan inspirasi dari atasannya yang jarang bisa bertatap muka. Tulislah, karena ilmu Anda dibutuhkan orang lain. Tulislah karena seseorang membutuhkan inspirasi dari Anda. Tulislah. Karena bahkan Tuhan pun menuliskan semua tindakan dan perbuatan kita. Maka menulis, bisa dilakukan sambil berbenah diri.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
Catatan Kaki:
Jika Anda mulai menulis, pastikan tulisan itu mewakili keunikan kepribadian Anda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar