Me-Mark Up Resume, Apa Resikonya?

Pada saat persaingan di dunia kerja saat ini makin ketat, sering kita jumpai orang yang me-mark up daftar riwayat hidupnya. Entah itu dalam hal menyebutkan skill-nya, pendidikannya, jabatannya, atau yang paling umum adalah gajinya. Hal ini dilakukan untuk membuat diri mereka lebih menarik di mata calon employer.

Menjual diri, atau melakukan marketing atas diri sendiri, adalah suatu keharusan. Namun mempromosikan diri bukan berarti Anda harus melakukan penipuan dalam resume, atau mengatakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan saat wawancara. Ketika Anda melakukan hal ini, Anda justru meningkatkan risiko akan nasib Anda selanjutnya.

"Pengecekan latar belakang seseorang sangat mudah dilakukan sekarang. Hal itu sangat terbuka di internet," ujar Dennis Nason, CEO dari firma perekrutan Nason & Nason. Lagipula, banyak perusahaan dan perekrut mempekerjakan provider yang tugasnya mengecek background seseorang.


Menaikkan fakta pada resume juga berisiko, khususnya dalam lowongan kerja resmi yang diiklankan dalam semua jenis media. Menurut Brad Karsh, presiden dan pendiri JobBound.com, setiap kebohongan yang terungkap akan merusak reputasi si pencari kerja di dunia kerja nantinya. Misalnya saja, seorang pencari kerja yang begitu pintar menjual dirinya saat interview, setelah diterima bekerja nanti pasti akan menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. Akan terlihat apakah dia hanya pintar berbicara, atau sungguh-sungguh bekerja.

Menurut Forbes.com, beberapa kebohongan yang kerap diperlihatkan dalam resume antara lain mengenai pendidikan, tanggal penerimaan kerja, jabatan, dan kemampuan teknis. Berbuat curang dalam menyebutkan hal-hal inilah yang akan menyebabkan masalah, karena internet telah membuat kita lebih mudah mengungkap klaim seseorang mengenai pendidikannya, misalnya.

Dennis Nason juga mengatakan bahwa firma perekrutan seperti miliknya kini tak sekadar mengecek latar belakang pencari kerja melalui daftar referensi yang diberikan, tetapi juga mencari dan mengontak rekan kerja atau koleganya melalui LinkedIn. Anda mungkin telah memiliki account juga di sini, situs jejaring sosial khusus untuk dunia kerja.

"Orang mengira bisa mempercantik detail mengenai perusahaan yang sudah dijual, atau bangkrut. Namun LinkedIn, Facebook, dan jaringan kami yang luas akan melakukan langkah cepat untuk mengubah kembali latar belakang (pencari kerja) menurut kehendak kami," kata Liz Ryan, pakar karier dan pendiri AskLizRyan.com.

Kalaupun employer tak keburu menemukan kebohongan Anda, ketika Anda telah bekerja, kecurangan tersebut akan menghantui Anda. Anda bisa langsung terancam PHK jika ternyata terungkap kenyataan-kenyataan yang tidak benar, demikian menurut Nason. Anda juga bisa terkena black list bila Anda bekerja di perusahaan-perusahaan yang saling terkait. Dua contoh paling mudah adalah di bank, dan media.

Beberapa perusahaan juga akan melakukan audit terhadap karyawan-karyawan barunya. Atau latar belakang Anda akan dicek ketika Anda mengajukan promosi.


Jangan ketinggalan untuk membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan artikel di atas berikut ini:


Sumber: www.kompas.com

DAPATKAN E-BOOK ISTIMEWA 'MENGUPAS TUNTAS RAHASIA INTERVIEW KERJA", KLIK DI SINI.

ATAU DALAM BENTUK DVD BERISI PULUHAN VIDEO DAN E-BOOK DI SINI.
readbud - get paid to read and rate articles

Tidak ada komentar:

Posting Komentar