5 Tips Wawancara Kerja

Setelah menyelesaikan pendidikan, Anda pasti ingin segera bekerja dengan mengirimkan aplikasi diri ke berbagai perusahaan. Ketika disuruh datang untuk tes kerja, Anda akan melalui beberapa prosedur, salah satunya sesi wawancara.

Apakah Anda menjadi tidak percaya diri karena minim pengalaman wawancara dibandingkan ratusan pelamar lainnya? Jangan khawatir, ada lima tips yang perlu diperhatikan agar bisa melewati tahap interview.

Apakah Nilai Diri Anda Lebih Tinggi Dari Uang Seribu Rupiah?



Mohon maaf jika judul artikel ini agak mengesalkan anda. Sebab, kita semua tahu bahwa nilai anda jauh lebih tinggi dari sekedar nilai uang seribu rupiah. Tetapi, percayakah anda kalau kita semua perlu sesekali menguji kebenaran premis bahwa; ’nilai kita lebih tinggi dari uang seribu rupiah’ itu? Agak janggal memang. Tapi, sebentar lagi anda akan faham maksud saya. Pertama-tama, ingatlah kembali bahwa nilai selembar uang sangat ditentukan oleh jumlah angka nol yang dimilikinya. Lalu, berhentilah sejenak dari membaca tulisan ini. Dan renungkanlah ini; ”jika nilai uang ditentukan oleh jumlah angka ’0’ yang dimilikinya, maka apa yang menentukan nilai diri kita sebagai manusia?”

Mengatasi 10 Situasi Rumit di Kantor


1. Anda dihadapkan dengan seorang rekan yang Anda gosipkan
Bayangkan situasi ini: Seorang rekan kerja duduk di depan meja Anda dan berkata, "Apa benar kamu menyebutku tidak becus?" Anda bisa menyangkal, mundur, atau berbohong. Tetapi cara terbaik adalah dengan menghadapinya dengan tentang, seperti diutarakan Randy Cohen, "pakar etika" untuk majalah The New York Times dan penulis buku “Be Good: How to Navigate the Ethics of Everything” yang terbit baru-baru.  

Katakanlah padanya mengapa Anda bilang dia tidak becus, sebaik mungkin. Anda bisa berkata, "Ada berbagai macam cara saat Anda tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Anda mungkin telah melakukan ini dan itu," ungkap Cohen. 

Cukup Berhargakah Pekerjaan Anda?


Pernahkah anda memiliki sesuatu yang tidak anda sadari betapa pentingnya dia hingga anda kehilangan benda itu? Saya sering mengalami hal semacam itu. Misalnya, lampu senter. Ketika arus listrik mengalir lancar, saya sering tidak peduli pada keberadaan lampu senter itu. Namun, ketika lampu mati, saya kelimpungan mencari-cari dimana saya meletakkan benda kecil itu. Tiba-tiba saja saya merasakan betapa berharganya sebuah lampu senter. Dan betapa hidup saya bergantung kepadanya. Ketika seluruh ruangan dirumah saya menjadi gelap gulita, saya baru menyadari bahwa saya telah menyia-nyiakan sang lampu senter selama ini. Itu hanya soal lampu senter. Bayangkan seandainya itu menyangkut sesuatu yang sangat menentukan kelangsungan hidup kita? Misalnya pekerjaan yang kita miliki ini. Bukankah kita sering kurang menyadari betapa berharganya pekerjaan kita ini; sampai-sampai kita lebih sering mengeluh daripada mensyukurinya?

Kontras Antara “Tampak Luar” Dan “Daleman” Seseorang


Sudah menjadi kelaziman jika kita terpukau oleh "tampilan luar" segala sesuatu. Kita suka pada orang-orang yang "kelihatannya" baik, pintar, bijaksana dan berwibawa. Tak jarang kita mengidolakan mereka secara berlebih-lebihan. Namun, kadang-kadang rasa suka itu berbalik menjadi kekecewaan begitu kita tahu bahwa "ternyata" ada sisi gelap yang dimiliki oleh orang yang kita kagumi itu. Walhasil, rasa hormat kita berubah menjadi kebencian. Atau setidak-tidaknya, kita tidak lagi bersedia mendengar suara-suara kebijaksanaan darinya. Padahal, kebenaran tetaplah kebenaran, meskipun dia datang dari dalam lumpur. "Kekurangan" atau sisi gelap seseorang mestinya tidak menjadikan nilai-nilai luhur lain yang disampaikannya kehilangan makna. Sebab, jika kita hanya bersedia mendengar "orang-orang yang tidak memiliki kekurangan" maka kita tidak akan pernah menemukan orang semacam itu. Walhasil, kita tidak bisa saling belajar satu sama lain.