Menu

Mengapa Kemampuan Belajar Kita Menurun Drastis?


Salah satu kemunduran yang kita alami seiring dengan bertambahnya umur adalah; berkurangnya kemampuan kita dalam belajar. Kalau kita berusaha untuk menghafal sesuatu misalnya, hafalan kita hanya bertahan beberapa jam saja. Atau, paling lama dalam hitungan hari. Setelah itu, kita lupa lagi, seolah tidak pernah melewati proses menghafal tadi. Selama ini kita percaya bahwa menurunnya kemampuan kita dalam belajar ada kaitannya dengan penurunan kemampuan otak kita. Oleh karena itu, orang-orang dewasa seperti kita selalu mempunyai cukup alasan untuk diberi belas kasihan. Jadi, ”harap dimaklumi saja jika orang dewasa seperti kami ini agak ’telmi’”. Tetapi, apakah penurunan kemampuan kita dalam menyerap ilmu itu benar-benar disebabkan oleh penurunan kemampuan otak, ataukah karena kurangnya antusiasme kita dalam belajar?

Kerja Sama Antara Dokter dan Medical Representative


Artikel ini saya dapatkan dari www.eksekutif.co.id , judul aslinya "Jika Dokter dan Farmasi "Berselingkuh"". Hal ini pernah diungkapkan oleh tayangan SIGI di SCTV beberapa tahun yang lalu. Aroma kerja sama ini ada, tapi memang susah untuk dibuktikan. Silakan nikmati artikel lengkapnya:

************************************************


Melalui medical representative (medrep), perusahaan farmasi membujuk habis para dokter. Iming-iming hadiah, insentif, hingga bonus wisata bersama keluarga menjadi senjatanya. Targetnya, sang dokter mau meresepkan obat produknya kepada para pasiennya.
Sore itu, sebuah surat elektronik eksekutif terima dari seorang sumber yang berada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pengirim e-mail itu adalah

Kunci Sukses Saat Wawancara Kerja Melalui Telepon


Melakukan wawancara kerja tidak selalu bertatapan langsung dengan si pewawancara. Ada beberapa perusahaan yang melakukan interview calon karyawan barunya melalui telepon.

Wawancara kerja via telepon bukan berarti Anda bebas sesuka hati. Anda memang tidak perlu berpakaian rapi secara profesional, tapi ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika sedang interview kerja lewat telepon. Apa sajakah itu? Simak di sini, seperti dikutip dari Idiva.

1. Pikirkan Bahasa Anda
Syarat utama yang perlu diperhatikan saat sedang interview pekerjaan adalah memastikan bahwa Anda mengatakan sesuatu dengan baik. Sebagian besar dari kita meyakini bahwa kita mampu dalam hal itu, tetapi Anda harus sedikit lebih memperhatikan lagi kata-kata yang sering diucapkan, dan menyadari bahwa Anda terlalu sering mengucapkan 'hal ini', 'hal itu', 'Anda tahu'. Kelancaran berbicara bukan hanya berarti mampu bercakap-cakap, tetapi juga berkomunikasi dengan kalimat yang tepat.

Langkah Penting yang Harus Dilakukan Sebelum Wawancara Kerja

Setelah lulus kuliah, setiap orang tentunya ingin segera mendapatkan pekerjaan dengan mengirimkan CV ke berbagai perusahaan. Saat perusahaan yang Anda apply menyuruh Anda untuk datang dan melakukan tes masuk kerja, Anda akan melalui beberapa tahap prosedur, mulai dari tes psikotes, hingga sesi wawancara.

Jika Anda sudah memasuki tahap wawancara kerja, sebaiknya perhatikan beberapa langkah penting berikut ini, seperti dikutip dari Savvy Sugar. Ini penting untuk dilakukan agar momen interview kerja Anda berjalan dengan lancar dan sukses.

Beberapa Jam Sebelum Wawancara Kerja:

5 Tips Wawancara Kerja

Setelah menyelesaikan pendidikan, Anda pasti ingin segera bekerja dengan mengirimkan aplikasi diri ke berbagai perusahaan. Ketika disuruh datang untuk tes kerja, Anda akan melalui beberapa prosedur, salah satunya sesi wawancara.

Apakah Anda menjadi tidak percaya diri karena minim pengalaman wawancara dibandingkan ratusan pelamar lainnya? Jangan khawatir, ada lima tips yang perlu diperhatikan agar bisa melewati tahap interview.

Apakah Nilai Diri Anda Lebih Tinggi Dari Uang Seribu Rupiah?



Mohon maaf jika judul artikel ini agak mengesalkan anda. Sebab, kita semua tahu bahwa nilai anda jauh lebih tinggi dari sekedar nilai uang seribu rupiah. Tetapi, percayakah anda kalau kita semua perlu sesekali menguji kebenaran premis bahwa; ’nilai kita lebih tinggi dari uang seribu rupiah’ itu? Agak janggal memang. Tapi, sebentar lagi anda akan faham maksud saya. Pertama-tama, ingatlah kembali bahwa nilai selembar uang sangat ditentukan oleh jumlah angka nol yang dimilikinya. Lalu, berhentilah sejenak dari membaca tulisan ini. Dan renungkanlah ini; ”jika nilai uang ditentukan oleh jumlah angka ’0’ yang dimilikinya, maka apa yang menentukan nilai diri kita sebagai manusia?”

Mengatasi 10 Situasi Rumit di Kantor


1. Anda dihadapkan dengan seorang rekan yang Anda gosipkan
Bayangkan situasi ini: Seorang rekan kerja duduk di depan meja Anda dan berkata, "Apa benar kamu menyebutku tidak becus?" Anda bisa menyangkal, mundur, atau berbohong. Tetapi cara terbaik adalah dengan menghadapinya dengan tentang, seperti diutarakan Randy Cohen, "pakar etika" untuk majalah The New York Times dan penulis buku “Be Good: How to Navigate the Ethics of Everything” yang terbit baru-baru.  

Katakanlah padanya mengapa Anda bilang dia tidak becus, sebaik mungkin. Anda bisa berkata, "Ada berbagai macam cara saat Anda tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Anda mungkin telah melakukan ini dan itu," ungkap Cohen. 

Cukup Berhargakah Pekerjaan Anda?


Pernahkah anda memiliki sesuatu yang tidak anda sadari betapa pentingnya dia hingga anda kehilangan benda itu? Saya sering mengalami hal semacam itu. Misalnya, lampu senter. Ketika arus listrik mengalir lancar, saya sering tidak peduli pada keberadaan lampu senter itu. Namun, ketika lampu mati, saya kelimpungan mencari-cari dimana saya meletakkan benda kecil itu. Tiba-tiba saja saya merasakan betapa berharganya sebuah lampu senter. Dan betapa hidup saya bergantung kepadanya. Ketika seluruh ruangan dirumah saya menjadi gelap gulita, saya baru menyadari bahwa saya telah menyia-nyiakan sang lampu senter selama ini. Itu hanya soal lampu senter. Bayangkan seandainya itu menyangkut sesuatu yang sangat menentukan kelangsungan hidup kita? Misalnya pekerjaan yang kita miliki ini. Bukankah kita sering kurang menyadari betapa berharganya pekerjaan kita ini; sampai-sampai kita lebih sering mengeluh daripada mensyukurinya?

Kontras Antara “Tampak Luar” Dan “Daleman” Seseorang


Sudah menjadi kelaziman jika kita terpukau oleh "tampilan luar" segala sesuatu. Kita suka pada orang-orang yang "kelihatannya" baik, pintar, bijaksana dan berwibawa. Tak jarang kita mengidolakan mereka secara berlebih-lebihan. Namun, kadang-kadang rasa suka itu berbalik menjadi kekecewaan begitu kita tahu bahwa "ternyata" ada sisi gelap yang dimiliki oleh orang yang kita kagumi itu. Walhasil, rasa hormat kita berubah menjadi kebencian. Atau setidak-tidaknya, kita tidak lagi bersedia mendengar suara-suara kebijaksanaan darinya. Padahal, kebenaran tetaplah kebenaran, meskipun dia datang dari dalam lumpur. "Kekurangan" atau sisi gelap seseorang mestinya tidak menjadikan nilai-nilai luhur lain yang disampaikannya kehilangan makna. Sebab, jika kita hanya bersedia mendengar "orang-orang yang tidak memiliki kekurangan" maka kita tidak akan pernah menemukan orang semacam itu. Walhasil, kita tidak bisa saling belajar satu sama lain.

9 Pertanyaan Tersulit Saat Wawancara Kerja

Seseorang akan dipanggil wawancara terlebih dahulu sebelum diterima bekerja. Momen ini adalah saat dimana Anda akan dinilai dan dikenal secara singkat oleh perekrut dari perusahaan. Dari sekian banyak kandidat yang tersaring, wawancara kerja akan menentukan apakah Anda layak diterima atau tidak.

Bagi pewawancara, pertanyaan yang diberikan haruslah kreatif dan menjawab apa yang dicari dari sebuah jabatan. "Pertanyaan tak hanya digunakan untuk menentukan kemampuan berpikir dan menjawab seseorang secara langsung, namun juga melihat kreativitas dan kemampuan menyelesaikan masalah," ujar Dale Austin, direktur pelayanan karir di Hope College, Michigan kepada situs Forbes.

3 Tips Sukses Wawancara Kerja


Sebagian dari Anda seringkali merasa gugup, gelisah dan tegang saat ingin melakukan wawancara kerja. Padahal, proses wawancara merupakan momen yang dapat menentukan kelanjutan karir. Anda juga harus menunjukkan sikap positif dan tenang sebagai calon karyawan yang produktif.

Selain mempersiapkan diri, menjawab pertanyaan dengan baik dan tepat, Anda juga perlu melontarkan pertanyaan yang cerdas kepada pewawancara. Hal tersebut dikatakan oleh Stephanie Daniel, Vice President of Career Management Firm Keyston Associates. Lalu pertanyaan seperti apakah yang dimaksud? Simak berikut ini, seperti dilansir oleh Working Mother.

Inilah 4 Perkataan Yang Menggagalkan Interview Kerja


Wawancara kerja merupakan saat yang menentukan bagi para pencari kerja. Berbagai persiapan tentunya Anda lakukan sebaik mungkin agar tidak mengecewakan si pewawancara.

Di antara para pelamar kerja lainnya, tentu saja Anda ingin memberikan sesuatu yang terbaik dan menjadi satu-satunya orang yang terpilih untuk menempati posisi yang diinginkan. Menurut situs Boldsky, ada empat hal yang tidak boleh Anda katakan ketika sedang interview pekerjaan. Apa sajakah itu?

Mengapa Tuhan Sampai Bersumpah Atas Nama Waktu?


Sumpah palapa yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada tercantum dalam catatan sejarah. Dan sang maha patih, memegang teguh sumpah itu hingga dia bisa menunaikannya. Orang-orang yang konsekuen tidak sembarangan mengumbar sumpah.

Sebab, mereka tahu bahwa sumpah itu pantang dilanggar. Dan jika seseorang bersumpah, biasanya kita menjadikan sumpah itu sebagai pegangan bagi sebuah kepercayaan. Bagaimana seandainya yang bersumpah itu adalah Tuhan? Guru mengaji saya disurau dulu menyampaikan sebuah petikan dari kitab suci yang menyatakan bahwa Tuhan bersumpah demi waktu. Lho, mengapa kok Tuhan bersumpah demi waktu?

Balada Sepotong Roti Dan Sepercik Api


Anda mempercayai bahwa memberi seseorang kail, jauh lebih mendidik dibandingkan dengan memberinya ikan. Makanya, ada ungkapan ini;"Berikan kail, bukan ikan!" Itu jika anda berada dalam posisi sebagai 'sang pemberi'. Seandainya anda diposisi 'yang diberi'; anda pilih ikan atau kailnya? Saya yakin bahwa keputusan anda akan bias. Entah karena anda merasa gengsi kalau memilih ikan. Atau, mungkin anda memang tukang mancing ikan. Karena itu, saya tidak meminta anda untuk memilih diantara ikan atau kail. Saya justru ingin anda memilih; diantara sepotong roti dan sepercik api. Mana yang akan anda pilih; roti atau api?

Hari Ini Bawahan, Besok Atasan


Pernahkah anda mendengar seseorang mengatakan:"Boleh jadi, bawahan anda akan menjadi atasan anda pada suatu saat kelak....". Tidak banyak atasan yang menyadari kenyataan ini, sekaligus bersedia menerima konsekuensi yang ditimbulkannya. Dan, lebih sedikit lagi atasan yang bahkan dengan 'sengaja' melakukan 'sesuatu' untuk membantu bawahannya menapak lebih tinggi dari dirinya sendiri.
Meskipun pada kenyataannya, ada banyak bukti bahwa para bawahan cemerlang melejit karirnya hingga menjadi atasan bagi para mantan atasannya. Apakah anda menemukan fenomena serupa ini dilingkungan kerja anda?

Kisah Empat Pendekar Sakti

Beberapa waktu lalu saya menghadiri sebuah program pelatihan. Dalam 
pelatihan itu para peserta diberikan kesempatan untuk mempraktekan 
apa yang biasa kita sebut dengan 'mind power'. Secara teoritis, orang-
orang yang dapat menggunakan mind power dalam pelatihan itu akan 
mampu untuk melakukan tiga tantangan yang tampaknya tak gampang. 
Tantangan pertama menjatuhkan bola lampu dari ketinggian tertentu 
menimpa keramik yang biasa digunakan sebagai lantai rumah. Tetapi 
yang pecah keramiknya, bukan bola lampunya. Tantangan kedua, tingkat 
kesulitannya lebih tinggi karena harus mematahkan sebatang besi 
dengan menggunakan kertas koran. Dan, yang lebih sulit dari itu 
adalah mematahkan sebatang pensil dengan menggunakan kertas HVS. Anda 
percaya semua itu bisa dilakukan? Mind power bisa membantu 
menyelesaikannya.

107 Contoh Pertanyaan Umum Dalam Interview Kerja


Di bawah ini diberikan daftar pertanyaan umum yang dapat menggali 12 aspek seperti berikut ini:

1.  MOTIVASI
Pertanyaan yang dapat menggali aspek motivasi antara lain :

  • Mengapa Anda memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan ini ?
  • Apa yang membuat Anda menjadi tertarik dengan perusahaan ini ?
  • Tanggung jawab apa yang Anda anggap penting dalam pekerjaan ?
  • Tantangan apa yang Anda cari dalam pekerjaan ?
  • Sebutkan dua hal yang memotivasi Anda dalam bekerja!
  • Apa yang dapat memotivasi Anda dalam kehidupan pribadi anda ?
  • Apa yang dapat memotivasi Anda dalam menyelesaikan tugas yang sulit ?
  • Apa yang dapat memotivasi Anda agar menjadi sukses dalam pekerjaan ?
  • Apa alasan Anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
  • Apa yang membuat Anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
  • Selama perjalanan karir Anda, posisi mana yang paling Anda sukai ?
  • Mengapa Anda ingin mengubah karir ? (bila yang bersangkutan berpindah profesi/karir)
  • Apa arti bekerja bagi Anda ?

4 Kesalahan Dalam Wawancara Kerja


Wawancara kerja merupakan tahapan yang paling penting dalam mencari pekerjaan. Satu kesalahan fatal saja bisa membuat Anda batal mendapatkan pekerjaan impian. Ini beberapa kesalahan yang harus dihindari.

1. Panik dan memberikan jawaban terbata-bata
Inilah alasan Anda harus melakukan persiapan yang matang sebelum wawancara kerja. Jika perlu lakukan simulasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan keluar dalam wawancara, sehingga Anda tak grogi. Satu hal lagi kiat untuk menghindari kepanikan dan jawaban terbata-bata adalah kejujuran. Jika yang Anda ungkapkan adalah sebuah kejujuran, pasti akan mudah mengutarakannya. Jangan sampai Anda dianggap tidak menguasai topik karena kegugupan Anda.

Tentukan Gaji Sendiri Saat Melamar Kerja


Ketika melamar kerja, kandidat karyawan akan menghadapi sesi wawancara. Ini bagian yang sangat menentukan, apakah bisa diterima atau tidak setelah mengetahui standar kualifikasinya. Negosiasi gaji ada pada sesi ini. Apa yang mesti dilakukan? 

“Dalam proses wawancara, perusahaan akan mencari orang paling tepat atau paling mendekati sesuai ‘kebutuhan’ perusahaan. Seseorang diterima atau tidak bukan karena bodoh atau tidak bodoh, mampu atau tidak mampu. Paling utama adalah kandidat tersebut tepat atau tidak dengan kebutuhan perusahaan,” kata Ami Siamsidar, Konsultan Psikologi Senior pada Dr Sarlito & Co. Bisa jadi, ada kandidat sangat cerdas atau memiliki kemampuan lebih, tapi justru tidak diterima lantaran melebihi kualifikasi perusahaan. 

Beberapa Hal yang Tidak Perlu Masuk Dalam CV


Saat melamar kerja, kita ingin memastikan CV kita berbeda dari yang lain — tapi bukan untuk alasan yang salah. Nah, supaya CV kita tidak berakhir di tempat sampah, pastikan lima hal berikut ini tidak terdapat dalam CV Anda!

1. Objektif atau tujuan
Memang ada masanya ketika para pencari kerja merasa perlu menuliskan tujuan atau bayangan pekerjaan mereka. Ini memang bagus bagi para pencari kerja, tapi membuang-buang waktu perusahaan. Kenapa? Soalnya mereka justru sedang mencari seseorang yang bisa memenuhi kriteria mereka (bukan sebaliknya). Anda boleh-boleh saja menuliskan objektif, tapi cukup save di komputer.

Tujuh Kebohongan Terburuk Dalam CV Anda


Tak peduli betapa inginnya Anda mendapatkan sebuah pekerjaan, jangan pernah berpikir untuk berbohong dalam menulis CV.

Pertama, jika Anda mendapatkan pekerjaan itu, Anda bisa langsung kehilangan pekerjaan itu setelah kebohongan Anda terbongkar. Kedua, itu risiko besar. Sebagian besar perusahaan melakukan pemeriksaan latar belakang, memverifikasi gelarnya dan mengonfirmasi pekerjaan terakhir Anda. 

Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja

Wawancara kerja berguna tidak hanya untuk menilai kemampuan Anda, tapi juga perilaku. Banyak hal harus dipersiapkan agar momen yang menentukan ini berjalan lancar. Salah satunya, mengetahui bahasa tubuh yang sebaiknya dihindari.

Profesor Mehrabian, ahli psikologi dari Universitas UCLA, Amerika, bahasa tubuh sangat menentukan penilaian terhadap diri Anda ketimbang kata-kata yang terucap. Menurut penelitiannya, gerak tubuh dan ekspresi wajah memiliki pengaruh 55 persen sementara kata-kata yang diucapkan hanya 7 persen. 

Sebuah Percakapan Dengan Tuhan


Perubahan dan dinamika kehidupan mempengaruhi pikiran kita dalam merespon setiap informasi dan peristiwa di sekitar kita. Begitu cepat, kita membuat persepsi dan memproyeksikannya dalam tindakan dan bahasa tubuh, bahkan diluar logika. Entah berapa kali kita melakukan judgement atau punishment yang keliru terhadap seseorang, manakala kita berada dalam kondisi emosional negatif, seperti marah, sedih dan takut. Dan akhirnya kita berada dalam perasaan bersalah yang berkepanjangan.
Sebuah renungan bagi kita semua, semoga mengantarkan kesadaran dan keyakinan bahwa Tuhan Maha Dekat dan senantiasa ada untuk kita, dimanapun, kapanpun dan siapapun kita, Dia hadir dengan cara-Nya, menebar kasih dan mendamaikan hati dan pikiran kita.

Tidak Melakukan Apapun – Bisakah Anda?


Today is Monday. And I swear I am not going to do anything. Why? Because people says that Monday is hari malas sedunia katanya ya kan? Males banget mau pergi kekantor hari senin. Makanya we don’t like Monday. Biasanya kita disarankan untuk mengubah kalimat itu menjadi I like Monday!. Memang, kalimat-kalimat positif bisa membantu kita untuk menaikkan kadar energi positif juga. Namun, apa salahnya sih jika sesekali kita males-malesan juga? Kalau saya mau tidak melakukan apapun, so what? Sebentar dulu, masalahnya…; apakah benar saya bisa tidak melakukan apapun juga?

Bermasalah Dengan Bawahan


Kita semua tahu bahwa hubungan antara atasan dengan bawahan sangat menentukan keutuhan unit kerja dan efektivitas kepemimpinan. Maka membangun hubungan yang baik dengan bawahan atau atasan merupakan kondisi yang tidak bisa ditawar lagi. Masalahnya, ego sering mengungguli semua pertimbangan akal sehat. Jadi, meski mengerti, kita sering tetap terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Bagaimana seandainya Anda mengalami hal ini?Chatting di blackberry sering berisikan topik tentang ketidakpuasan bawahan kepada atasannya. Atau kekesalan atasan kepada bawahannya. Bisa dibayangkan jika atasan merasa tidak cocok dengan bawahannya, dan sebaliknya.

Teknik Mengkritik Yang Simpatik


Tidak seorangpun suka dikritik. Termasuk seseorang yang secara terbuka mengatakan;’silakan kritik saya!’ Percayalah. Orang hanya suka dikritik jika kritikan itu tidak menyinggung perasaan dan harga dirinya, tidak memojokkannya, dan tidak menelenjangi ketidakmampuannya. Masalahnya adalah, kita sering tergoda untuk menyampaikan kritik bukan dengan cara yang disukai oleh orang yang dikritik, malah lebih sering disertai dengan dorongan emosi kita sendiri. Walhasil, kita hanya berteriak-teriak tanpa bisa mengharapkan penerimaan dan kelapangan dada orang yang kita kritik. Hasil akhirnya? Anda sebal kepada orang yang tidak mau dikritik. Sebaliknya, orang yang Anda kritik semakin tidak menyukai Anda. Bukan kondisi seperti ini yang Anda inginkan, iya kan?

Menemukan Guru Yang Ke-5


Kepada siapapun kita bisa berguru tentang sesuatu. Tetapi, tidak semua orang yang berpredikat sebagai guru memiliki kualifikasi yang benar-benar layak untuk menjadikannya tempat berguru. Makanya, meski hidup kita dikelilingi oleh orang-orang yang sering disebut atau menyebut dirinya guru, kita sering tidak benar-benar melihatnya sebagai orang yang patut ’digugu dan ditiru’. Untungnya, masih bisa kita temukan guru-guru yang benar-benar bermutu. Kita bisa terus berguru meski tidak memiliki uang untuk membayarnya karena mereka tidak henti-hentinya berbagi ilmu. Kita bisa mengambil hikmah sebanyak-banyaknya karena mereka tidak kenal lelah untuk berbagi semangat!. Dan kita bisa menyaksikan keteladanan karena mereka selalu berusaha untuk melakukan apa yang dikatakannya. Meski mereka bukanlah manusia sempurna, tapi ada jejak-jejak yang layak untuk kita teladani dalam kehidupan nyata. Sudahkah Anda menemukan guru seperti itu?

Mensyukuri Pekerjaan


Banyak sekali orang yang mengeluhkan tentang pekerjaannya. Alasannya pun beragam macam. Ada yang soal gaji rendah. Teman yang tidak bersahabat. Atasan yang pilih kasih. Karir yang tidak naik-naik. Dan seribu satu alasan lainnya. Makanya, tidak heran jika setiap pagi rasanya berat sekali untuk berangkat ke kantor. Setelah tiba di kantor juga tidak bersungguh-sungguh mencurahkan seluruh kemampuan. Datang kesiangan, pulang kegesitan. Seakan-akan kita ini tidak membutuhkan pekerjaan itu. Sekarang, coba bayangkan; bagaimana seandainya besok pagi kita kehilangan pekerjaan itu? Apakah hidup Anda akan tetap baik-baik saja? Hmmmh, barangkali ini adalah saat yang tepat untuk kembali mensyukuri pekerjaan yang saat ini kita miliki. Sudahkah Anda mensyukuri pekerjaan pagi ini?

Menghargai Diri Sendiri


Menghargai diri sendiri, kedengarannya agak egois ya? Tidak juga. Toh artinya tidak sama dengan narsis. Harga diri seseorang justru bisa meningkatkan nilai-nilai moral dan budaya umat manusia. Seseorang yang dikenal berperilaku buruk – misalnya – sering dinilai merendahkan martabat lingkungan tempat tinggalnya. Faktanya, komunitas yang terdiri dari orang-orang yang mampu menjaga harga dirinya jauh lebih terhormat dari komunitas lain yang terdiri dari orang-orang yang tidak pandai menjaganya. Makanya, orang yang dinilai tidak punya harga diri sering disisihkan dari lingkungan yang baik. Jadi menghargai diri sendiri itu bukan sekedar mementingkan diri sendiri, melainkan bentuk penghargaan kita kepada lingkungan dimana kita berada juga. Sekalipun demikian, harga diri seseorang tidak mungkin terbentuk jika dia sendiri tidak menghargainya. Maka setiap orang perlu belajar untuk menghargai dirinya sendiri.

Bergairah Di Kantor Yang Terasa Gerah


Catatan Kepala: ”Gairah kerja kita tidak terpengaruh oleh suasana kantor, selama memiliki keinginan untuk membuat pencapaian bernilai dalam hidup.”

Saya yakin Anda menghabiskan sebagian besar waktu bekerja di ruang ber-AC. Ya kalaupun sesekali keluar dari ruangan sejuk itu, kan masih ada AC alam yang menghembuskan sepoinya. Makanya, kita jarang berada di tempat yang membuat gerah. Tapi, kenapa ya kita masih suka merasa ‘gerah’. Sejauh yang saya ketahui, ada begitu banyak alasan bagi seorang karyawan untuk merasa gerah dengan suasana kantor. Seseorang bisa bilang atasannya begini dan begitu. Dia juga bilang jika teman-temannya begana-begono. Bahkan sebagai seorang atasanpun bisa mengatakan anak buahnya sangat sulit diatur. Mungkin kita juga bisa bilang jika produk ini susah sekali jualannya. Atau, mungkin juga kita mengatakan sebuah kata sederhana ini; bosan!

Benarkah Karir Orang Jujur Sering Terhambat?


Judul ini sengaja dibuat tendensius. Soalnya, kita sering mendengar orang-orang mengatakan jika mereka yang tidak jujur malah mendapatkan kesempatan dan karir yang lebih baik. Sebaliknya, orang-orang jujur dan baik malah tersingkir. Faktanya tidak semua orang yang karirnya bagus adalah orang-orang yang tidak jujur. Mungkin memang ada orang tidak jujur yang karirnya cemerlang. Tetapi, keliru jika mengira bahwa ketidakcemerlangan karir kita terjadi karena kita memilih menjadi orang yang jujur. Bukan. Bukan karena kita jujur karir kita tidak berkembang. Justru dengan kejujuran itu kita bisa mendapatkan karir yang bukan sekedar membumbung tinggi, tetapi juga bernilai martabat tinggi. Jujur itu baik. Dan kita bisa membangun karir yang baik dengan landasan kejujuran.

Jejak Sidik Jari Pada Pekerjaan Anda


Manusia sering dilanda kekhawatiran jika hasil jerih payahnya diklaim oleh orang lain. Wajar. Apa lagi dizaman serba serobot seperti saat ini. Oleh karenanya, saya mengajak Anda untuk membubuhkan sidik jari pada setiap pekerjaan Anda. Mungkin yang dimaksud adalah ’membubuhkan tanda tangan’ barangkali ya? Tidak. Saya memang dengan sengaja mengajak Anda untuk membubuhkan ’sidik jari’ pada setiap hasil karya Anda. Mungkin kurang lazim, tetapi itulah yang sedang saya serukan. Tanda tangan Anda, bisa dengan mudah ditiru oleh orang lain. Tetapi, sidik jari Anda tidak bisa tergantikan. Jika Anda berhasil membubuhkan sidik jari itu, maka percayalah; tak satupun tindakan Anda yang bisa berpindah tangan kepada orang lain. Dan seluruh tindakan Anda berikut hasilnya akan menjadi milik Anda sepenuhnya. Apakah itu berhubungan dengan urusan kantor, maupun hal lainnya dalam kehidupan Anda.

Mari Menulis Dan Berbenah Diri


Bahkan seorang Manager atau Direktur pun perlu terampil menulis. Mengapa? Oh, begitu banyak manfaat dari aktivitas menulis. Antara lain melatih kita untuk berpikir runut, atau menata sesuatu secara lebih terstruktur. Perhatikan contoh sederhana ini: “Aku memanggil orang itu papa” dan “Orang itu memanggil aku papa”. Kata-kata dalam kalimat itu sama semua. Hanya urutannya saja yang berbeda, namun maknanya bertolak belakang hingga 180 derajat. Dalam bisnis pun, runutan dan logika seperti itu berlaku. Demikian pula dalam kehidupan di luar bisnis. Berlatih menulis, berdampak besar kepada kemampuan kita dalam mengelola kehidupan kita sendiri. Maka boleh jadi, kini saatnya untuk belajar menuangkan gagasan lewat tulisan.

Resep Naik Gaji


Michael Phelps baru saja dinobatkan sebagai atlit olimpiade terhebat sepanjang masa. Seorang perenang muda dari Amerika yang mengumpulkan medali paling banyak dibandingkan seluruh atlit olimpiade yang lain. Kalau saja dia memutuskan untuk pindah kewarga-negaraan, saya yakin akan sangat banyak negara yang berebut.

Saya juga dulu punya seorang bos yang jago sekali motret. Pak Indra Leonardi. Portfolio beliau luar biasa. Paket pernikahan beliau jangan ditanya. Sekitar 8 tahun yang lalu saja, kalau tidak salah harga beliau tidak pernah di bawah 50 juta untuk 1 kali motret.

Pejabat Ataukah Pemimpin?


Semua orang ingin sekali menjadi pemimpin, betul? Tidak juga. Yang kita inginkan sebenarnya adalah menjadi ‘pejabat tinggi’, bukan menjadi ‘pemimpin’. Di organsiasi bisnis misalnya, kita ingin menjadi Manager atau Direktur. Dalam pemerintahan, kita ingin menjadi Bupati atau Gubernur. Saat menginginkan jabatan itu, kita tidak benar-benar ingin menjadi pemimpin bagi umat atau orang-orang yang kita pimpin. Kita, lebih menginginkan kebanggaannya, prestisenya, dan fasilitas menggiurkannya. “Nggak juga tuch!” Saya senang jika Anda menyangkal seperti itu. Hal itu menunjukkan bahwa Anda memang berniat mengabdikan diri, bukan sekedar berambisi untuk meraih suatu posisi. Apakah itu penting? Bukan sekedar penting. Tapi juga menentukan apa yang kita lakukan selama memegang jabatan itu dan nasib kita sesudah selesai menjabatnya.

Rasa Syukur, Kenikmatan, Dan Kebahagiaan


Kita tidak pernah berhenti mencari kebahagiaan. Meskipun sangat sulit untuk mendefinisikannya. Kebahagiaan itu apa dan seperti apa. Tidak mudah untuk memahaminya. Maka kebahagiaan sering menjadi terlampau abstrak untuk bisa kita rengkuh ke alam realitas. Orang miskin mengira orang kaya lebih bahagia karena segalanya serba ada. Orang kaya, banyak yang menilai betapa bahagianya orang-orang miskin yang terbebas dari belenggu hutang hingga ratusan juta bahkan milyaran. Jadi sebenarnya kebahagiaan itu apa?  Dalam pencarian atas kebahagiaan itu, saya sering merasakan kenikmatan. Ketika uang saya sedikit – misalnya – saya merasa nikmat. Ketika uang saya sedang banyak, juga terasa nikmat. Ketika sakit, terasa nikmat. Saat sehat juga nikmat. Saat sendiri nikmat, ramai-ramai juga nikmat. Jika kenikmatan-kenikmatan kecil itu kita kumpulkan, lalu dirangkai dalam rentang waktu yang panjang, maka perasaan batin kita menjadi sedemikian nyaman. Pada saat-saat seperti itulah kita merasakan kebahagiaan. Apakah Anda merasakan hal yang sama?

Seorang Pemimpin, Mesti Ngapain?


Catatan Kepala: ”Seorang pemimpin memposisikan diri dibarisan terdepan bagi orang-orang yang dipimpinnya, bukan bertengger diatas kepala mereka.”

Dibanyak tempat, kita bisa mendengar orang yang mengeluhkan tentang kepemimpinan seseorang. Biasanya, tentang atasannya. Bunyinya macam-macam, namun intinya sama. Hal ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang cukup lebar antara harapan orang-orang yang dipimpin dengan kualitas kepemimpinan yang ditunjukkan oleh sang pemimpin. Kepemimpinan itu merupakan tanggung jawab yang sangat berat. Setidaknya, begitulah yang pernah saya rasakan. Oleh karenanya, hanya bisa ditunaikan oleh orang-orang yang memiliki komitmen untuk melayani. Mereka yang hanya ingin dilayani tidak akan mungkin berhasil menjalankan misi kepemimpinannya. Maka jika ada suatu kelompok kerja yang berantakan, boleh jadi itu disebabkan karena pemimpinnya belum melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dalam melayani orang-orang yang dipimpinnya. Memangnya apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin?

Pekerjaan Dengan Bayaran Tertinggi


Catatan Kepala: ”Gaji yang kita terima, belum tentu sesuai harapan. Sedangkan imbalan disisi Tuhan, pasti memuaskan.”

Slip gaji diklasifikasikan sebagai dokumen confidential. Anda tentu tidak ingin orang lain mengetahui angka-angka yang tertulis dalam kertas slip gaji Anda, bukan? Kepada suami atau istri, mungkin tidak keberatan untuk memperlihatkannya. Tetapi kepada orang lain? Tentu tidak. Anehnya, kadang kita tergoda oleh rasa ingin tahu terhadap angka-angka yang tertera dalam slip gaji orang lain. Memang, Anda tidak bakal membuang-buang waktu untuk mengintipnya, apalagi secara paksa meminta orang lain memperlihatkannya. Tapi, jika ada kesempatan untuk melihatnya boleh jadi kosa kata yang kita gunakan berbunyi ‘kenapa tidak?’. Lantas seandainya Anda ‘berhasil’ mengetahui slip gaji orang lain, apakah hal itu akan berdampak positif bagi Anda ataukah malah sebaliknya?

Menyia-nyiakan Diri Sendiri


Catatan Kepala: ”Segala sesuatu yang ditelantarkan akan lebih cepat rusak dibandingkan dengan sesuatu yang digunakan setiap hari.”

Judul tulisan saya terkesan sangat sadis sekali. Seolah-olah kita ini sudah sedemikian putus asanya sehingga diri sendiri pun disia-siakan. Kita, memang tidak sampai membuat diri sendiri terlantar seperti mereka yang sudah kehilangan kesadaran dirinya. Namun, jika ditilik lebih dekat lagi; ada begitu banyak potensi diri kita yang sampai saat ini belum kita daya gunakan. Kita tahu jika kita mampu, namun kita tidak melakukannya – misalnya. Kebiasaan untuk bekerja setengah-setengah juga menunjukkan jika kita masih suka menyia-nyiakan diri kita sendiri. Demikian pula halnya jika kita masih senang berkilah; “Saya akan melakukannya, jika saya sudah menjadi blablabla…” Meski kita rajin merawat tampilan fisik kita – namun jika sikap kita masih seperti – maka itu menunjukkan bahwa kita menyia-nyiakan diri kita sendiri.

Makanan Yang Membahayakan Keluarga Kita


Catatan Kepala: ”Makanan yang kita santap tidak hanya mempengaruhi kebugaran fisik saja, melainkan juga kesehatan mental kita.”

Saya tidak akan membahas tentang junk food, gulai otak, sop kaki kambing, atau jenis-jenis makanan semacamnya. Selain sudah banyak yang membahasnya, makanan-makanan seperti itu juga masih oke saja untuk dinikmati sekali-sekali. Saya lebih tertarik membahas tentang jenis makanan yang sangat berbahaya bagi keluarga kita, bahkan jika kita hanya memakannya sedikit saja. Makanan-makanan ini mungkin tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh kita, tetapi justru sangat merusak kesehatan mental seseorang. Mengapa bisa begitu? Karena ternyata, makanan yang kita santap tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik saja, melainkan juga kesehatan mental kita. Sudahkah Anda mengetahui makanan apa sajakah yang berbahaya itu?

Akar Rasa Hormat Bawahan


Catatan Kepala: ”Kemampuan seseorang tidak tercermin pada jabatan yang disandangnya, melainkan dalam tindakan aktualnya sehari-hari.”

Salah satu tantangan dalam kepemimpinan adalah bagaimana caranya membuat orang-orang menaruh rasa hormat kepada pemimpinnya. Memang, ada banyak pemimpin berwibawa yang benar-benar dihormati oleh bawahannya. Tetapi, lebih banyak lagi pemimpin yang diremehkan. Khususnya di lembaga-lembaga yang tidak terkungkung oleh senioritas.  Siapapun berhak dan bisa meraih jabatan tertentu tanpa harus ‘mengantri’ terlebih dahulu. Ada baiknya memang. Sehingga proses promosi bisa benar-benar mengandalkan kemampuan aktual. Sayangnya rasa hormat bawahan tidak bisa begitu saja muncul. Seorang pemimpin harus memiliki suatu standar kualitas pribadi yang memadai untuk menjadikan orang lain bersedia menghormatinya.

Memupuk Sifat Ksatria Dalam Diri Kita


Catatan Kepala: ”Mengakui kesalahan dimasa lalu adalah salah satu ciri pribadi terhormat. Sedangkan sikap ngeyel adalah cermin nihilnya sifat ksatria.”

Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang suka ngeyel? Sudah jelas dia melakukan kesalahan, eh ngotot saja mencari pembenaran atas tindakannya. Di TV, Koran, dan berbagai media lainnya, banyak sekali contoh orang seperti itu. Di kantor juga sama. Sampai-samapi kita heran sendiri;”Kenapa ya, kok ada orang yang ndablek seperti itu?” Hey jangan salah, kalau berada pada posisi yang sama; kita pun belum tentu tidak begitu lho. Apa lagi zaman serba keterbukaan seperti sekarang. Aib seseorang bisa menyebar sedemikian luasnya. Maka tak heran jika banyak orang yang memilih untuk berdusta saja. Apakah ngeyelnya seseorang merupakan respon terhadap buruknya cara kita menghakimi orang lain? Mungkin ya, mungkin tidak. Yang jelas, itu mencerminkan telah lunturnya sifat ksatria didalam dirinya.

Bergairah Di Kantor Yang Terasa Gerah


Catatan Kepala: ”Gairah kerja kita tidak terpengaruh oleh suasana kantor, selama memiliki keinginan untuk membuat pencapaian bernilai dalam hidup.”

Saya yakin Anda menghabiskan sebagian besar waktu bekerja di ruang ber-AC. Ya kalaupun sesekali keluar dari ruangan sejuk itu, kan masih ada AC alam yang menghembuskan sepoinya. Makanya, kita jarang berada di tempat yang membuat gerah. Tapi, kenapa ya kita masih suka merasa ‘gerah’. Sejauh yang saya ketahui, ada begitu banyak alasan bagi seorang karyawan untuk merasa gerah dengan suasana kantor. Seseorang bisa bilang atasannya begini dan begitu. Dia juga bilang jika teman-temannya begana-begono. Bahkan sebagai seorang atasanpun bisa mengatakan anak buahnya sangat sulit diatur. Mungkin kita juga bisa bilang jika produk ini susah sekali jualannya. Atau, mungkin juga kita mengatakan sebuah kata sederhana ini; bosan!

Inspirasi : Saatnya Melihat Kedalam Diri Sendiri


Catatan Kepala: ”Mudah untuk melihat kearah orang lain. Tapi untuk melihat diri sendiri, kita membutuhkan alat bantu bernama cermin diri.”

Salah satu benda berharga yang sulit kita cari adalah sesuatu yang kita sebut sebagai ‘keteladanan’. Banyak guru yang bisa kita ikut ajarannya. Banyak orator yang bisa kita dengar mimbarnya. Banyak penulis yang bisa kita baca buah penanya. Tapi, sedikit orang yang bisa kita jadikan sebagai teladan. Mengapa? Karena keteladanan bukanlah kata-kata. Keteladanan bukanlah ajakan. Dan keteladanan bukan seruan. Keteladanan adalah apa dilakukan oleh seseorang yang antara kata dan perbuatannya sejalan. Ini yang masih sulit kita temukan. Sulit tidak berarti tidak ada. Diantara hanya sedikit orang yang layak dijadikan teladan itu, saya menemukan sebuah kesamaan, yaitu; mereka lebih banyak melihat kedalam dirinya sendiri. Karena mereka percaya bahwa untuk bisa menjadi pribadi yang layak dicontoh itu, kita membutuhkan alat bantu bernama cermin diri.

Inspirasi : Sentuhan Pribadi Dalam Pekerjaan Kita

Catatan Kepala: ”Setiap orang memiliki sentuhan pribadi yang berbeda terhadap pekerjaan yang sama sehingga hasil kerjanya menjadi unik. Maka untuk menghasilkan pekerjaan yang baik kita perlu memberikan sentuhan pribadi terbaik.”

Setiap pabrik yang baik selalu memiliki departemen Quality Assurance yang tugasnya memastikan bahwa setiap produk yang dirilis memenuhi standar kualitas tertentu. Suatu produk layak jual bukanlah produk yang 100% memenuhi syarat tertentu itu, melainkan yang masih berada dalam ‘range’ atau rentang kualitas tertentu. Bahkan di pabrik yang sudah serba otomatis menggunakan system komputer terbaikpun masih bisa terjadi defect atau penyimpangan hasil. Apa lagi jika pekerjaan itu dilakukan secara manual oleh setiap karyawan. Misalnya; mengetik, menganalisis, memasarkan, menjual, membuat laporan, memeriksa, dan sebagainya. Kita semua, berada dikantor mengerjakan tugas atau pekerjaan tertentu.

Inspirasi : Menilai Buruk Orang Lain


Catatan Kepala: ”Jika Anda menemukan orang-orang yang kurang menyukai Anda. Atau memperlakukan Anda dengan cara yang kurang pantas. Mungkin mereka bukan membenci Anda. Mereka hanya belum mengenal siapa Anda.”

Ada ungkapan tak kenal maka tak sayang. Ada benarnya juga sih, meskipun kadang kita suka merasa ‘sayang’ kepada orang yang tidak kita kenal, ya kan? Perkenalan kita dengan orang lain, bisa berdampak baik. Bisa juga berdampak buruk. Bergantung dengan siapa kita berkenalan. Sampai batas mana tingkat perkenalan kita. Dan, bagaimana kita bersikap terhadap perkenalan yang sudah kita bangun. Dalam interaksi kita dengan orang lain, kita sering mengalami pasang surut. Kadang senang, kadang sedih. Bisa benci, cinta, sayang, sebal. Apapun. Namun, dari sekian banyak dinamika itu; kita sering terjebak untuk memberikan penilaian buruk kepada orang lain. Atau sebaliknya, orang lain yang menilai kita buruk. Padahal, belum tentu penilaian itu benar.

Motivasi : Potensi Baik Dan Buruk Dalam Diri Kita


Catatan Kepala: ”Tak seorang pun mengetahui dimana batas tertinggi kemampuan dirinya, sehingga kata ’maksimal’  tidak cocok untuk kita gunakan.”

Bisakah Anda sebutkan pencapaian apa saja yang sudah berhasil Anda raih dalam hidup? Maksud saya, pencapaian yang benar-benar layak untuk dibanggakan. Jika Anda punya banyak pencapaian seperti yang saya maksudkan itu; silakan buat dalam sebuah daftar yang panjang. Ada orang-orang yang sedemikian mudah mengenali pencapaian pribadinya. Lalu dengan penuh percaya diri menyebutkan pencapaian pribadinya itu satu demi satu. Ada juga orang-orang yang memilih diam saja, karena tidak yakin apakah mereka telah berhasil meraih sebuah pencapaian pribadi yang benar-benar bermakna dan pantas dibanggakan itu. Siapa yang paling jujur? Siapa yang paling benar?

Para Pejuang Di Kilang


Catatan Kepala: ”Kita sering tidak menyadari keberadaan orang-orang penting yang rela menempuh resiko demi memudahkan hidup kita.”

Berapa banyak bahan bakar minyak yang Anda konsumsi selama ini? Apapun jenis bahan bakar itu, kita merasa sudah ‘memilikinya’ begitu menyerahkan sejumlah uang kepada petugas POM bensin. Dengan Rp.200,000.- misalnya, kita sudah ‘memiliki’ sekitar 33,3 liter Premium atau sekitar 24 liter Pertamax. Tetapi, pernahkah Anda bertanya; apakah setiap rupiah yang kita keluarkan untuk membeli BBM itu sepadan dengan ‘pengorbanan’ orang-orang yang bekerja di kilang minyak? Dulu, saya selalu mengira demikian. Kan saya sudah membayar harganya. Bahkan kita, inginnya membayar dengan harga yang semurah-murahnya; namun maunya mendapatkan yang sebanyak-banyaknya. Hari ini, cara pandang saya berubah 180 derajat. Tahukah Anda mengapa?

Inspirasi : Mana Hasil Jerih Payah Ini?

Catatan Kepala: ”Orang yang menjadikan uang sebagai alat ukur utama keberhasilan sering terkecoh oleh tampak luar sehingga gampang menyerah atau lupa diri.”

Kita sering menjadikan uang sebagai ukuran utama keberhasilan seseorang. Jika uangnya banyak, maka seseorang layak dinilai sukses. Jika uangnya sedikit, maka tak ada cukup alasan untuk menyebutnya sebagai pribadi yang berhasil. Demikian pula halnya dengan pertumbuhan pribadi kita yang sering diukur dengan takaran yang sama, yaitu; berapa banyak uang yang berhasil kita kumpulkan. Tidak heran jika kita sering merasa gagal kala melihat betapa sedikitnya uang yang kita miliki. Anda tidak perlu khawatir kalau-kalau saya menganjurkan hidup sederhana.

Cara Menjadi Dokter Bagi Diri Sendiri Saat Sakit


Seseorang bisa miskin mendadak ketika jatuh sakit, mengingat ongkos berobat ke dokter sangat mahal. Agar tidak sedikit-sedikit harus ke dokter, jadilah dokter untuk diri sendiri untuk keluhan-keluhan ringan seperti meriang dan flu.

Selama tidak ada komplikasi atau riwayat penyakit serius, keluhan-keluhan ringan seperti itu umumnya akan sembuh sendiri. Banyak yang bisa dilakukan untuk mempercepat kesembuhannya, namun perlu diingat jika dalam beberapa hari tidak sembuh maka sebaiknya tetap diperiksakan ke dokter.

Cara menjadi dokter untuk diri sendiri seperti dikutip dari eHow, Jumat (24/2/2012) adalah sebagai berikut: