Menu

Pilih Mana: Gaji Besar Atau Pekerjaan yang Memuaskan?

Mana yang lebih penting dan membahagiakan buat Anda? Gaji besar tapi pekerjaan kurang menyenangkan atau gaji pas-pasan tapi pekerjaan Anda begitu menantang dan mengasyikkan? Ya, perdebatan antara gaji besar atau kepuasan bekerja sepertinya tidak akan pernah berakhir. Padahal, Anda harus menentukan prioritas agar bisa mengambil keputusan penting seputar karier. 

Lalu bagaimana caranya menentukan mana yang lebih membahagiakan, gaji besar atau pekerjaan yang memuaskan? Dikutip dari The New York Times, penelitian National Academy of Sciences mengatakan bahwa gaji besar atau seberapa banyaknya uang yang Anda miliki tidak akan  membuat Anda lebih bahagia. Kok bisa? 

Begini, penelitian yang mencakup hampir lima ratus ribu orang peserta mengungkapkan bahwa uang baru bisa membuat seseorang menderita kalau ia sudah benar-benar jatuh miskin. Jadi kalau masih punya uang (tapi pas-pasan), bukan berarti Anda tidak bisa bahagia. Begitu juga orang dengan gaji besar dan banyak uang belum tentu secara emosional merasa bahagia dan penuh syukur. Misalnya Anda digaji tinggi oleh perusahaan. Namun, sepanjang hari selama bekerja, Anda hanya disuruh-suruh atasan dan dituntut macam-macam. Giliran mengemukakan ide, atasan selalu menolaknya mentah-mentah. 

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Selain itu, rekan-rekan kerja Anda juga kurang mendukung satu sama lain. Ini mungkin karena kompetisi di kantor begitu ketat. Jadi bukannya saling membantu, sesama rekan kerja malah berusaha saling menjatuhkan. Menurut penelitian, lama-lama Anda tidak akan merasa bahagia lagi. Hal ini bukan karena tidak dibayar cukup oleh perusahaan. Melainkan karena pekerjaan yang Anda miliki tidak mencakup dalam kebutuhan dasar hidup sebagai seorang manusia. 

Salah satu kebutuhan manusia yaitu mempelajari keterampilan baru, berhubungan dengan orang-orang di sekitar, serta mengembangkan ide dan berkontribusi terhadap pekerjaan atau bidang yang digelutinya. Sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut memang kurang begitu diperhatikan jika dibandingkan dengan kebutuhan finansial. Lalu, mana yang harus dipilih? 


Gaji besar tidak bisa jadi tolak ukur kepuasan kerja. Jadi, kalau Anda memutuskan untuk menerima suatu tawaran pekerjaan, jangan hanya melihat angka gajinya. Cari tahu juga soal lingkungan kerjanya, bagaimana hubungan dengan atasan dan antar rekan kerja, budaya perusahaan, serta apakah ada kesempatan buat belajar dan mengembangkan diri. Begitu juga kalau selama ini Anda selalu memfokuskan diri untuk belajar dan mencari pekerjaan yang paling sesuai dengan passion. Meskipun hal tersebut pada dasarnya baik, jangan sampai jadi lupa kalau keterampilan Anda juga pantas dinilai lebih oleh perusahaan. 

Jadi, pada intinya yang paling membahagiakan adalah yang seimbang dan cukup realistis. Bila Anda belum menemukan pekerjaan yang demikian, coba pahami konsekuensi dari pilihan Anda. Misalnya gaji sangat tinggi tapi banyak dituntut oleh perusahaan. Itu memang sudah menjadi konsekuensi yang Anda pilih sendiri. Namun, kalau Anda saat ini tidak bahagia dengan pekerjaan, ditambah dibayar murah oleh perusahaan, artinya ada yang salah dengan pilihan Anda. Sebaiknya pertimbangkan untuk mencari kesempatan lain yang lebih ideal. 

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

Kembali lagi, makna dan tolak ukur kebahagian setiap orang itu berbeda. Setiap orang punya prioritas yang berbeda-beda. Ada yang dari dulu memang ingin punya banyak uang. Menurut riset dalam Journal of Happiness Studies, biasanya orang-orang seperti ini cenderung bekerja di bidang teknik, bisnis, dan ekonomi. Sedangkan orang-orang yang mencari kepuasan bekerja dan tidak mengejar gaji besar cenderung menggeluti bidang sosial dan kemanusiaan. Namun, hal ini bukan harga mati, ya. Karena itu, sebelum mengambil keputusan apa pun, pastikan dulu apa prioritas Anda. Gaji besar dan gaya hidup mewah atau hidup sederhana tapi penuh passion? Tak menutup kemungkinan juga kedua hal tersebut dicapai sekaligus. Yang penting, Anda tahu ke mana harus melangkah dan mau berusaha cukup keras untuk mewujudkannya.

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar