Ketika
saya di sekolah dasar, saya terlibat dalam sebuah perdebatan seru dengan
seorang teman saya di kelas. Saya sudah lupa
perdebatan tentang apa, tapi saya
tidak pernah lupa pelajaran yang saya dapat hari
itu.
Saat itu saya yakin kalau saya benar dan dia salah. Begitu juga dia yang yakin bahwa dirinya benar dan saya yang salah. Akhirnya guru kami memutuskan untuk memberi pelajaran penting kepada kami. Dia membawa kami ke depan kelas dan menempatkan teman saya pada sisi mejanya, sedangkan saya berada pada sisi lainnya. Di tengah-tengah mejanya ada sebuah benda yang lebar dan bundar. Saya bisa melihatnya dengan jelas bahwa benda itu berwarna hitam. Guru saya bertanya kepada teman saya, benda itu berwarna apa.
Saya tidak bisa percaya dia mengatakan kalau
warna benda itu putih, ketika saya
melihat benda itu benar-benar hitam! Perdebatan
berikutnya mulai terjadi antara
saya dan teman saya itu. Dan kali
ini tentang warna benda yang kami lihat.
Guru kami menyuruh saya untuk berdiri di tempat teman saya berdiri dan sebaliknya menyuruh teman saya berdiri di tempat saya berdiri. Kami bertukar tempat, dan sekarang guru kami bertanya kepada saya tentang warna benda itu.
Dan saya terpaksa
menjawab, "Putih". Benda itu adalah sebuah benda dengan dua sisi
yang berbeda warna, dan dari sudut pandang teman saya
tadi, berwarna putih. Sedangkan
dari sudut pandang saya berwarna hitam.
Guru
saya mengajarkan saya sebuah pelajaran yang berharga hari itu : Kamu harus
berdiri di sisi lain dimana temanmu berdiri dan
melihat suatu keadaan sesuai
pandangan mereka untuk mengerti apa perspektif
mereka.
by Judie Paxton
from Chicken Soup for the Kid's Soul
Copyright 1998 by Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Patty Hansen and Irene Dunlap
by Judie Paxton
from Chicken Soup for the Kid's Soul
Copyright 1998 by Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Patty Hansen and Irene Dunlap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar