Seperempat Karyawan Menangis Setelah Evaluasi Kerja, Anda Juga?

Pernahkah Anda merasa sedih bahkan menangis setelah dievalusi oleh manajer atau bos? Jika iya, Anda tidak sendirian. Ulasan bernada negatif dari atasan mengenai performa kerja tentu tidak enak didengar jadi wajar merasa kecewa atau marah. Penelitian terbaru pun membuktikan bahwa hal ini dialami hampir seperempat karyawan.

Studi dilakukan Adobe untuk mengukur respon pegawai terhadap evaluasi performa tahunan. Dari situ diketahui bahwa dari 1.500 pekerja yang disurvei, 22% di antaranya mengaku menangis paling tidak sekali setelah diberi ulasan buruk oleh atasan. 22% lainnya bahkan ingin langsung mengundurkan diri dari pekerjaan.

Anda mungkin berpikir jika wanitalah yang paling banyak menangis setelah mendapat 'kabar buruk' dari atasan. Namun kenyataannya pria lebih mudah sedih pasca evaluasi kerja. Menurut riset, hanya satu dari lima wanita yang menangis sedangkan untuk pria, satu dari empat. 

Survei ini juga menunjukkan jika millennial lebih sensitif menghadapi evaluasi. Bukan cuma menangis. mereka tidak segan-segan untuk langsung berhenti bekerja dan melamar ke perusahaan lain. Hal ini sebenarnya tak terlalu mengejutkan mengingat karakteristik millennial yang dikenal rewel dan mudah tidak betah.

Sebenarnya tidak ada yang salah jika Anda menangis di tempat kerja. Namun ada baiknya untuk tidak terlalu ditunjukkan di depan rekan dan atasan karena bisa membuat Anda terlihat cengeng dan tidak bisa bertahan di bawah tekanan. 

Selain mengungkap fakta mengenai karyawan yang menangis di kantor, penelitian ini juga membeberkan hal menarik lain tentang evaluasi kerja. Meski sering kali dilakukan ternyata hal tersebut belum tentu dianggap efektif bagi para pekerja. Kebanyakan responden mengatakan jika ulasan hanya membuang waktu, membuat stres, dan menimbulkan kompetisi yang tidak sehat.

Untuk menghindari evaluasi yang kurang efektif, penelitian ini pun menyarankan agar manajer menggantinya dengan memberi saran atau masukan secara berkala setiap pekerja melakukan kekeliruan. Para pekerja ternyata lebih suka timbal balik secara langsung dari pada evaluasi yang berbasis angka. 

Dilansir Bloomberg, sejumlah perusahaan ternama seperti Adobe, Accenture, General Electrics, serta Gap pun sudah meninggalkan rutinitas evaluasi tahunan. Tapi walau membuat para pekerjanya merasa lebih relaks, perusahaan melihat adanya penurunan performa kerja.

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar