Tanggungjawab Kepemimpinan Pribadi

Situasi paling buruk bagi sebuah kapal adalah ketika kapal itu dilayarkan oleh nakoda yang buruk. Keadaan paling buruk bagi sebuah pesawat adalah ketika pesawat itu diterbangkan oleh pilot yang buruk. Kehidupan paling buruk bagi rakyat sebuah negara adalah ketika Negara itu dipimpin oleh Presiden yang buruk. Dan, jalan hidup paling buruk bagi setiap insan adalah ketika dia mengarahkan dirinya sendiri ke jalan yang buruk.
Jadi, siapa dong yang menentukan baik atau buruknya suatu organisma? Seseorang yang memiliki kewenangan dan kekuatan untuk menentukan bagaimana organisma itu melakukan segala sesuatu. Siapa yang bisa melawan nakoda, jika kapal yang dilayarkannya dibawa mengarungi palung dan batu karang? Siapa yang bisa menghalangi pilot, jika pesawatnya diterbangkan kesembarang arah. Dan siapa pula yang bisa mencegah presiden jika Negara yang dipimpinnya dibawa menuju kehancuran?
 
Dalam konteks ketiga dimensi itu, mungkin kita tidak mempunyai kewenangan atau kemampuan untuk mengkritisi, mempengaruhi, apalagi menasihati. Nakoda. Pilot. Dan Presiden. Tak mampu kita menyentuh tingkatan kebijakan mereka. Namun ada satu organisma yang kita boleh melakukan intervensi hingga keinti terdalamnya. Yaitu; diri kita sendiri. Sehingga baik buruknya diri kita ditentukan oleh bagaimana kepemimpinan yang kita lakukan bagi diri sendiri.
 
Hal ini sejalan dengan nasihat Rasulullah SAW melalui sabdanya; “Setiap orang adalah pemimpin. Dan dia, akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya….” Maka jangan merasa boleh melakukan apa saja hanya karena merasa ini diri gue sendiri. Badan gue sendiri. Orang lain nggak boleh ikut campur. Gak boleh menasihati. Gak boleh melarang itu dan ini. Jangan begitu, karena. Tidak seorang pun tahu seberapa beratnyakah pertanggungjawaban dihadapan Tuhan itu.
 
Kapal yang dipimpin nakoda yang baik, pasti bisa berlayar dengan baik. Pesawat yang dipimpin pilot yang baik pasti akan terbang dengan baik. Negara yang dipimpin presiden yang baik, pasti kehidupan rakyatnya semakin membaik. Bukan malah kebalik. Maka seorang pribadi baik yang memimpin dirinya dengan baik pasti akan mampu menjalani hidupnya dengan baik.
 
Maka jika bisa menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri, tidak ada kekhawatiran apapun jika saatnya mempertanggungjawabkan segala sesuatunya dihadapan Allah sudah tiba. Tenang saja. Karena kita sudah menjalankan tugas kepemimpinan ini dengan baik. Tenteram saja. Karena kepada setiap pemimpin diri yang baik, Tuhan akan menyerukan; “Wahai jiwa-jiwa yang tenang. Masuklah kamu kedalam keridoan Tuhanmu. Dan masuklah kamu kedalam surgaKu….” Saya. Mau. Anda?
 
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!

Catatan kaki:
Semua keistimewaan bagi seorang pemimpin itu hanya berlaku semasa hidup. Setelah mati nanti, tak ada lagi privilege yang kita miliki dihadapan Ilahi. Karena Dia Maha Adil. Dan memberi balasan sesuai dengan catatan amal yang masing-masing kita miliki.

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar