Menjadi Ahli Itu Perintah Nabi

Berapa lama Anda sudah bekerja sebagai seorang profesional? Oke. Apakah Anda sudah mempunyai keahlian yang bisa diandalkan? Untuk karir Anda. Untuk hidup Anda. Untuk menunjukkan bahwa Anda adalah seorang professional yang benar-benar ahli dibidangnya. Perhatikan bagaimana para ahli dihargai oleh perusahaan. Dihormati oleh teman. Mendapatkan imbalan yang pantas dan memuaskan.
 
Memang hanya dengan menjadi seorang ahli yang mumpuni saja kita bakal dinilai tinggi. Jika tidak, maka kita hanya akan menjadi pegawai biasa-biasa saja. Seperti kebanyakan orang lainnya. Yang tidak memiliki nilai tambah apa-apa. Dan bayaran kita juga, sekedarnya saja.
Kalau kesal pada pekerjaan pun, kita tidak berani meninggalkan pekerjaan itu. Karena kita tidak memiliki bekal yang memadai untuk menjaga diri. Mau makan darimana jika berhenti? Sehingga kita, tinggal disana bukan karena menikmatinya. Melainkan terpaksa saja. Sebab, tidak ada pilihan lain yang kita miliki.
 
Apa sih masalah paling mendasarnya kok kita sampai seperti ini? Salah satunya ya itu tadi. Kita tidak menjadi pribadi yang memiliki keahlian mumpuni. Jika kita punya, nggak bakal khawatir soal itu dan ini. Kita akan percaya diri. Dan kita akan mampu untuk menjaga diri sendiri.
 
Tapi selain itu, ada penyebab lebih mendasar kenapa kita nggak jadi seorang ahli meskipun sudah bertahun-tahun kerja dibidang itu. Tahukah Anda penyebab paling mendasar itu? Kita, memisahkan antara pekerjaan dengan pengabdian kepada Tuhan. Kita tidak menyadari bahwa menjadi ahli dalam pekerjaan itu adalah juga menandakan ketaatan kita kepada Ilahi. Bagaimana mungkin kita menampilkan sosok taat beribadah jika tanggungjawab professional kita terbengkalai. Boleh jadi,  iman dan Tuhan kita dilecehkan orang lain yang nggak rajin ibadah tapi sangat ahli dalam bidang profesionalnya.
 
Jangan bilang; “mending disukai Tuhan daripada disukai atasan”. Kita mesti disukai oleh Tuhan lewat ibadah vertical yang kita lakukan DAN mesti disukai oleh menejmen lewat kemampuan professional yang mengagumkan. Saya. Anda. Mesti memiliki keahlian. Mesti menjadi ahli.
 
Ketahuilah pula bahwa; menjadi ahli itu adalah perintah Nabi. Guru mengaji Anda tentu pernah menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Jika suatu urusan diserahkan bukan kepada AHLINYA, maka tunggulah terjadinya KEHANCURAN…”Nasihat ini tertera dalam Sahih Bukhari. Dan sudah banyak bukti dalam kehidupan kita sehari-hari.
 
Jelas, jika Nabi memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk menjadi seorang ahli. Karena keahlian kita adalah sarana untuk menjalankan amanah. Bayangkan kalau Anda diberi amanah untuk memimpin suatu unit kerja, tapi Anda tidak memiliki keahlian apa-apa. Maaf, ya. Anda bakal dilecehkan sama anak buah. Anda jadi presiden pun, kalau tidak memiliki keahlian yang mumpuni; akan menjadi bahan cercaan rakyat Anda sendiri. Dan Anda bisa keliru menangani urusan penting negeri.
 
Nggak apa-apa juga sih kalau Anda mau ambil resikonya sendiri. Ada juga kok orang-orang yang berani memangku jabatan tinggi tanpa keahlian yang memadai. Dibully juga nggak apa-apa karena kenikmatan jabatan itu lebih besar dari kritikan orang. Jadi cuek bebek saja. Toh opini dan peserta demontrasi juga banyak yang bisa dibeli.  Boleh jika Anda termasuk yang berprinsip seperti itu. Tapi perhatikanlah peringatan Nabi tadi;“Tunggulah terjadinya kehancuran.”
 
Lalu, kehancuran seperti apa yang bakal terjadi jika kita tidak ahli tapi memaksakan diri untuk memegang amanah dan jabatan tinggi? Minimal, hancur reputasi dan harga diri dihadapan orang-orang yang berpandangan obyektif. Bisa hancur pula unit kerja yang kita pimpin. Bayangkan lagi kalau Anda memimpin Negara. Wah, bisa hancur Negara kita. Dan sengsara 240 juta rakyatnya.
 
Nggak rugi kalau kita punya keahlian. Karena pasti keahlian itu ada manfaatnya. Bahkan ada nilai ekonominya. Sehingga karir kita. Reputasi kita. Penghidupan kita bisa semakin membaik karenanya. Dan jika ketika membangun keahlian itu diniatkan untuk mengikuti perintah Nabi, maka ada nilai ibadahnya.
 
Oleh karenanya, bukan hanya dunia yang bisa kita rengkuh dengan keahlian yang kita miliki. Akhirat juga bisa kita dapatkan. Karena Allah tahu bahwa kita membangun keahlian itu bukan semata-mata karena kebelet ingin mendapatkan kedudukan tinggi didunia. Melainkan karena kita sadar bahwa Dia, menginginkan kita untuk menjadi sebaik-baik mahluk yang diciptakan-Nya.
 
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
 
Catatan kaki:
Kenapa ya kok tidak mudah untuk menjadi seorang professional dengan keahlian bernilai tinggi? Supaya hanya orang yang bersungguh-sungguh mengembangkan diri saja yang berhasil mencapai tingkatan itu.  Anda, memiliki kesungguhan itu kan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar