Menghapus Jejak Perilaku Kita

Salah satu berkah menjadi orang beriman adalah; tidak menindas ketika memiliki kekuasaan, dan tidak pesimis ketika menjadi orang yang lemah. Karena, setiap perbuatan kita bakal dicatat. Dan dimintai pertanggungjawaban. Tapi, ada kalanya kita sedemikian frustrasinya dengan penindasan yang dilakukan oleh orang lain. Sehingga kita bertanya; benarkan Tuhan akan menunjukkan keadilan?
 
Di zaman penuh kekacauan kita tahu bahwa orang-orang dzalim punya banyak cara untuk menutupi keburukan. Membayar pengacara kawakan. Bahkan membeli keputusan dari otoritas pengetuk palu pun sangat mungkin. Ada kalanya pula, si dzalim itu adalah diri kita sendiri. Sehingga kita bebas melenggang kangkung meskipun telah melakukan perbuatan nista. Tenang saja. Karena semua sudah dihapus oleh jabatan. Kekuasaan. Taburan uang. Lantas, apa gunanya iman jika demikian?
 
Memang tidak mudah, jika hanya beretorika soal iman. Logika yang tidak terpuaskan akan terus mempertanyakan. Sehingga muncul keragu-raguan. Dan akhirnya, kita pun ingkar pada janji keadilan Tuhan. Termasuk soal Dia memberi pahala kepada orang yang berbuat baik. Dan menghukum orang yang berbuat buruk. Nyatanya, orang baik kebanyakan tak berdaya dan menderita. Sedangkan orang buruk pada bersuka cita. Tuhan, mungkin sudah lupa pada janjinya. Atau, Dia tidak bisa adil karena kehilangan buku catatannya. Mungkinkah?
 
Saya pernah kehilangan data dari hard disk yang tidak sengaja terhapus. Tak bersisa sedikit pun sehingga sudahlah pasrah saja. Tapi, ada teman yang mengatakan bahwa dia punya software untuk merecovery data-data yang terhapus itu. Saya yang sudah kehilangan harapan ini dengan lemas menanggapinya. Respon ini, hanya sekedar untuk menjaga perasaannya saja. Tak lebih dari itu.
 
Saya tidak benar-benar percaya sampai data yang terhapus itu benar-benar bisa kembali seperti sedia kala. Ajaib. Tadi hardisk itu kosong. Sekarang, sudah terisi kembali dengan semua data yang hilang. Jika manusia saja bisa melakukan recovery data yang hilang itu, maka betapa ceteknya bagi Tuhan untuk mengembalikan setiap detail dari catatan amal buruk yang coba kita hapuskan? Kembali utuh. Tak kurang satu apapun.
 
Oleh karenanya teman, jangan merasa aman dalam melakukan kemaksiatan. Karena sepandai apapun kita menyembunyikan, pasti bakal ketahuan. Dan secanggih apapun kita menghapuskan, bakalan bisa direcovery oleh software Tuhan. Lalu Dia, menuntut pertanggungjawaban.
 
Jadi, tidak usah terlampu bersedih hati kalau ada orang lain yang mendzalimi, menindas, atau menyakiti. Karena perbuatan orang itu akan dicatat sempurna dalam kitab kehidupannya sendiri. Dan jangan pula mengumbar nafsu untuk berbuat semena-mena. Karena kita, tidak akan sanggup menanggung konsekuensi dari keburukan yang kita lakukan. Meski didunia kita bisa membeli keadilan. Namun diakhirat, kita tidak akan bisa lari dari hukuman Tuhan. Sebab jejak perilaku kita, tidak bisa dihapuskan.
 
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
 
Catatan kaki:
Zaman sekarang, banyak orang yang mengolok-olok Tuhan. Tidak secara langsung. Namun, dengan menyangka bahwa hukum dan keadilan Tuhan tidak akan bisa menyentuh dirinya – sehingga dia berani berbuat semena-mena. Atau, meragukan keadilan Tuhan – sehingga dia berputus asa terhadap pertolongan-Nya. Semoga kita, tidak termasuk keduanya.
 
Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar