Kenapa Anak Buah Tidak Percaya Atasannya?

Kita tahu bahwa trust atau kepercayaan merupakan salah satu elemen penting dalam kepemimpinan. Tanpa kepercayaan, jangan harep deh kepemimpinan kita bakal efektif. Masalahnya, kita sering menghadapi fakta bahwa banyak sekali anak buah yang tidak mempercayai atasannya. Maka bisa dibayangkan, betapa amburadulnya hasil kepemimpinan di unit kerja seperti itu. Kalau anak buah Anda, percaya nggak kepada Anda?
 
Kita, boleh saja mengklaim bahwa anak buah pada percaya pada kita. Tapi, tidak mudah loh untuk membuktikan jika hal itu bukan sekedar klaim semata. Mestinya, hal itu tercermin pada pola hubungan dengan anak buah, serta perilaku kerja mereka. Contoh, jika mereka masih melakukan kesalahan atau tindakan yang kurang pas ketika tidak sedang kita awasi; maka itu menunjukkan bahwa kinerja bagus mereka selama ini bukan karena mereka percaya dan bisa dipercaya. Melainkan karena Anda tongkrongi.
Justru lebih baik jika kita menyadari dan mengakui bahwa anak buah belum benar-benar trust pada kita. Kesadaran ini menghindarkan kita dari ilusi merasa dipercaya oleh anak buah padahal sebenarnya tidak. Kalau sudah sadar situasinya, kita kan tinggal mencari solusinya saja. Sedangkan pimpinan yang tidak sadar jika anak buahnya tidak mempercayai dia masih harus menimbang-nimbang; “Apa iyya anak buah saya tidak trust sama saya? Akh, maaasa seeeeh…..”
 
Lalu apa tindakan selanjutnya setelah muncul kesadaran itu? Kita mesti paham apa penyebabnya. Supaya, solusinya bisa menyentuh akar masalahnya. Diantara banyak penyebab hilangnya kepercayaan anak buah kepada atasan, ada 2 hal yang paling besar efeknya dalam merusak kepercayaan anak buah pada atasan. Pertama, atasan sering mengumbar janji yang tidak ditepati. Jangankan melakukannya berulang-ulang. Cuman ngegombal sekali saja bisa membekas lama. Kita pun sama kok, nggak bisa percaya kepada manusia yang kata-katanya tidak bisa dipegang bukan?
 
Maka, jaaaangan sekali-kali menjanjikan sesuatu kepada anak buah yang tidak sanggup kita merealisasikannya. Kalau pun anak buah tidak menuduh atasannya sebagai tukang tipu, namun jauh dilubuk hatinya mereka tahu; bahwa atasannya itu bajindul. Sehingga tidak ada perlunya sama sekali untuk mempercayai kata-katanya. Sebab apapun yang dikatakan orang yang pernah mencederai janjinya; akan terdengar sebagai sebuah kebohongan. Anda tidak akan bisa membayangkan, betapa sulit dan beratnya pekerjaan seorang pemimpin yang dicap sebagai pembohong. Maka, hindarilah sikap seperti itu; supaya Anda tidak tersiksa saat menjalankan tugas kepemimpinan itu.
 
Penyebab utama kedua adalah; atasan itu tidak menunjukkan sikap percaya kepada atasannya yang lebih tinggi. Perhatikanlah bahwa setinggi apapun jabatan seseorang, biasanya dia juga adalah anak buahnya bagi orang yang jabatannya lebih tinggi dari dia kan? Maka kalau seorang atasan ingin dipercaya oleh anak buahnya, dia harus menunjukkan bagaimana cara percaya kepada atasan. Nanti anak buahnya akan meniru dia.
 
Anda, tentu ingin bisa menjalankan tugas kepemimpinan itu dengan nyaman kan? Diikuti dan dituruti oleh anak buah Anda, bukan karena mereka takut kepada Anda. Juga bukan karena mereka selalu berada dibawah pengawasan Anda. Melainkan karena Anda dan mereka saling percaya satu sama lain. Saling menjaga kepercayaan itu. Dan saling menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. Jika Anda ingin situasi di unit kerja Anda seperti itu; maka Anda mesti memastikan bahwa Anda adalah orang yang layak untuk dipercaya oleh anak buah. Caranya? Camkanlah kedua hal yang sudah kita bahas diatas.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!

Catatan kaki:
Jangan ngarep bakal dipercaya anak buah kalau masih suka menelan ludah. Jangan ngarep bakal dipercaya anak buah, kalau kepada atasan sendiri saja tidak percaya. Karena kepercayaan tidak didapat dengan cara menuntutnya kepada orang lain. Melainkan dengan membangunnya melalui perilaku kita sendiri, yang layak dipercayai dan diikuti.

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar