Berhati-hati Dalam Berhutang

Dalam setiap upacara pemakaman, wakil keluarga selalu mengatakan;"Jika masih ada urusan utang-piutang dengan almarhum, mohon menghubungi kerluarga untuk menyelesaikannya..."
 
Kenapa soal hutang itu sedemikian pentingnya? Karena dalam iman kita, hutang yang tidak dibayar dibawa mati keakhirat nanti. 
 
Lalu, apakah kita tidak boleh berhutang? Gak ada yang larang. Tapi mesti disesuaikan dengan kemampuan untuk melunasinya. Dan mesti pantes aja dengan kondisi dan kebutuhannya. Kalau nggak sanggup bayar, sudahlah; gunakan apa yang ada saja. Kalau nggak penting-penting banget; ngapain berhutang.
Para analis keuangan mengindikasikan bahwa hutang manusia modern tidak berhubungan dengan kebutuhan mendasar. Melainkan dengan keglamoran gaya hidup. Ada yang lucu. Bayaran sekolah anaknya nunggak, tapi emak dan bapaknya ngredit gadget belasan juta.  Padahal, gadget biasa juga banyak. Itu contohnya.
 
Jenis hutang lain yang agak primitif namun masih sering dilakukan di zaman modern adalah meminjam uang pada teman. Itu terjadi kalau cash advance di kartu kredit sudah kena limit. Untuk situasi kritis, boleh-boleh saja. Namun, tidak untuk kondisi selain itu.
 
Pertimbangkan juga deh orang yang bakal didatangi. Meski terlihat 'mapan', tidak berarti dia punya uang lebih yang bisa dipinjamkan loh. Mungkin dia juga sama seperti kita. Bedanya, dia tidak menceritakan masalah keuangannya kepada siapapun selain kepada Allah saja.
 
Di zaman ini, kita berlomba untuk berhutang. Padahal, Rasulullah SAW mengajarkan sebaliknya. Beliau menganjurkan untuk berusaha dan berdoa agar terbebas dari hutang. Kalau pun terpaksa harus berhutang, semoga Allah memberi kita kekuatan untuk melunasinya; sebelum dijemput oleh kematian. Aamiin.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
 
Catatan kaki:
Berhutang itu tidak dilarang. Yang diralarang itu ngemplang. Baik saat mau ngutang. Garang saat yang mau nagih datang. Kalau sikapnya sepeti itu mah, sebaiknya jangan pernah ngutang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar