Menghindari Kemunduran

Hanya ada satu kemunduran yang kita anggap baik dimuka bumi ini. Anda ingat apa itu? Kemunduran ketika kita hendak memarkir mobil. Kemunduran lainnya, tidak kita sukai sama sekali. Kemunduran, tidak selalu terjadi karena kita berjalan mundur. Kita diam pun bisa berarti kemunduran, jika pesaing-pesaing kita bergerak kedepan. Kita bergerak kedepan pun masih bisa mengalami kemunduran, jika para pesaing bergerak lebih cepat dari kita. Jadi, apa sebenarnya penyebab terjadinya kemunduran yang kita alami? Ada dua.

Satu, kita kalah berkembang dibandingkan dengan orang lain. Membandingkan dengan orang lain atau pesaing, tidak usah kita hindari. Apalagi dalam dunia kerja. Kita berbicara tentang pangsa pasar dan kompetisi yang sengit. Maka kita selalu melirik orang lain untuk mengukur apakah kita megungguli mereka atau tidak. Kemunduran yang terjadi dalam konteks ini, tidak selalu menjadi persoalan. Contoh, pangsa pasar perusahaan Anda kalah besar dibanding pesaing. Tapi, nilai penjualan Anda meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Maka boss Anda nggak akan marah-marah. Dia hepi. Dan Anda, masih mendapatkan bonus yang memuaskan.

Dua, berkurangnya kemampuan dan/atau kemauan kita untuk memperjuangkan sesuatu. Kata ‘berkurang’ menunjukkan perbandingan masa sekarang dengan masa lalu. Jika dimasa lalu kita lebih mampu, maka kita mengalami kemunduran. Jika dimasa lalu kita lebih gigih, maka kita mengalami kemunduran. Jika dimasa lalu kita lebih kreatif, maka kita mengalami kemunduran. Bahkan Rasulullah mengingatkan bahwa orang yang hari ini sama baik dengan hari kemarin itu adalah orang yang rugi. Apalagi yang kalah baik dari masa lalu kan?

Soal ini, sama sekali tidak ada kaitannya dengan orang lain, atau sengitnya kompetisi dengan pihak lain. Ini adalah sesuatu yang seluruhnya berada dalam kontrol kita. Tidak ada campur tangan orang lain sama sekali. Kita, nggak bisa menyalahkan orang lain atas kemunduran yang kita alami. Kita juga tidak bisa mengandalkan orang lain agar mau memperbaiki kemunduran ini. Mesti kita sendiri yang memperbaikinya. Karena tidak seorang pun yang bisa mencegah kemunduran kita, jika kitanya sendiri tidak bersungguh-sungguh untuk mengatasinya.

Orang lain, hanya bisa membantu. Mungkin memberi saran. Menyemangati. Menasihati. Jika Anda tidak ingin mendengarnya, maka nasihatnya tidak ada gunanya. Ceramah atau training pun tidak akan berguna sama sekali dengan tertutupnya pintu hati kita terhadap ajakan melakukan perbaikan. Kita, baru akan bisa mendapatkan manfaatnya kalau secara sadar membutuhkannya dan menerimanya. Jika kita sudah merasa butuh, maka jauh pun kita tempuh. Tidak ada disini pun, dicari kesana kemari; sampai ketemu apa yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan, hari demi hari.

Untuk melakukan perbaikan, kita tidak selalu membutuhkan dukungan dari orang lain. Kita sudah tahu kok masalahnya dan cara mengatasinya. Tapi, nggak mau melakukannya. Ilmu kita sudah mumpuni kok. Tapi ogah mengamalkannya. Bisa melakukan perbaikan sendiri sebenarnya kita ini. Tapi berat rasanya. Itulah pentingnya berinteraksi dengan orang lain untuk saling mengingatkan dan menguatkan. Bisa melalui hubungan pribadi. Komunitas atau milist yang bagus. Atau, mungkin sesekali sengaja mengundang ahli dalam bidangnya untuk bicara di forum kantor kita. Ada banyak cara kan untuk menghindari kemunduran?

Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman

Catatan kaki:
Kemunduran itu merupakan sebuah proses alamiah. Tubuh renta berubah lemah. Pikiran tua berteman lupa. Tapi kalau hal itu terjadi pada saat usia kita masih produktif; maka kemunduran itu tidak pada tempatnya. Dan kita, tidak boleh membiarkannya.


Baca artikel-artikel terbaik yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar