Sebuah Percakapan Dengan Tuhan


Perubahan dan dinamika kehidupan mempengaruhi pikiran kita dalam merespon setiap informasi dan peristiwa di sekitar kita. Begitu cepat, kita membuat persepsi dan memproyeksikannya dalam tindakan dan bahasa tubuh, bahkan diluar logika. Entah berapa kali kita melakukan judgement atau punishment yang keliru terhadap seseorang, manakala kita berada dalam kondisi emosional negatif, seperti marah, sedih dan takut. Dan akhirnya kita berada dalam perasaan bersalah yang berkepanjangan.
Sebuah renungan bagi kita semua, semoga mengantarkan kesadaran dan keyakinan bahwa Tuhan Maha Dekat dan senantiasa ada untuk kita, dimanapun, kapanpun dan siapapun kita, Dia hadir dengan cara-Nya, menebar kasih dan mendamaikan hati dan pikiran kita.

*****

Aku merasa hampa menjalani kehidupan ini. Sejenak aku berusaha menembus masa depan dengan kekuatan pikiran dan perasaan, namun kudapati hanya warna hitam kelam, tanpa setitikpun cahaya. Oh, mungkinkah tidak ada harapan akan terwujudnya impian di hari esok. Aku tidak ingin mengingat kembali kenangan masa laluku, hanya cerita tentang peristiwa yang membuatku trauma. 

Aku tidak berdaya menapaki waktu, begitu berat beban pikiranku, memunculkan rasa khawatir yang tidak kunjung berakhir. Ingin aku sudahi perjalanan kehidupan ini, dan membiarkanku jatuh tersungkur hingga tubuhku terbujur kaku. 

Namun saat air mata ini tak mampu mengalir lagi. Bibirku tak mampu berkata lagi. Aku menggigil dan lidahku terasa kelu. Cahaya penuh kemilau menerangi seluruh ruangku, membutakan penglihatanku atas semua bentuk kebendaan dunia. Dan kini yang tersisa hanya aku, di tanah lapang yang luas berwarna putih bersih. Sunyi, namun memberikan kedamaian yang tidak terkira. 

Suara itu hadir begitu indah, tanpa rupa sang empunya.

Tuhan : "Wahai hambaku...nikmat manakah yang kau dustakan? Akulah Tuhanmu"

Aku : "Tuhan, aku lelah sekali dengan kehidupanku"

Tuhan : "Wahai hambaku. Tidakkah engkau sadar firmanku..."dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat" (Q.S An Naba : 9)"

Aku : "Tapi beratnya cobaan yang kuhadapi ini, membuatku berusaha dan bekerja keras hingga melupakan waktuku untuk istirahat. Dan aku sudah tidak sanggup menjalaninya"

Tuhan :"Wahai hambaku, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." (Q.S Al Baqarah : 286)

Aku : "Tapi aku gelisah, apakah aku sanggup menjalani cobaan ini"

Tuhan :"Wahai hambaku, "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram" (Q.S Ar R'ad : 28)

Aku : "Tapi Tuhanku, aku merasa apa yang aku buat selama ini semuanya sia-sia"

Tuhan :"Wahai hambaku, "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun (atom), niscaya dia akan melihat (balasannya) pula." (Q.S Al Zalzalah : 7)

Aku :"Tapi Tuhanku, ketika aku menderita dan punya banyak masalah, tidak ada seorangpun yang menolongku"

Tuhan :"Wahai hambaku, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu" (Q.S Al Mu'min : 60)

Aku :"Aku sangat sedih, Tuhanku"

Tuhan : "Wahai hambaku, "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita" (Q.S At Taubah : 40)


*****

Tuhan Maha Mulia. Dia begitu peduli kepada kita. Meyakinkan kita akan kuasa dan kasih sayang-Nya yang termaktub dalam Kitab Suci. Namun terkadang kita melupakan firmannya, tidak memiliki waktu untuk mengkaji kalam-Nya.

Aku meyakini bahwa Kitab Suci agama apapun, menyampaikan kabar berita akan kasih dan cinta Tuhan kepada kita. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk takut menapaki jalan kehidupan di dunia ini, hingga tiba waktunya kita kembali menuju Surga-nya.

Semoga Tuhan memberi hidayah ilmu dan pengetahuan kepada kita, agar kita menjadi pribadi yang cerdas, bijak dan pandai bersyukur.

Semoga Tuhan menggerakkan hati dan pikiran serta seluruh anggota tubuh kita untuk melakukan tindakan yang menjadi berkat bagi seluruh alam semesta. 

Aamiin,


Penulis : Nugraha AMIjaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar