4 Kesalahan Dalam Wawancara Kerja


Wawancara kerja merupakan tahapan yang paling penting dalam mencari pekerjaan. Satu kesalahan fatal saja bisa membuat Anda batal mendapatkan pekerjaan impian. Ini beberapa kesalahan yang harus dihindari.

1. Panik dan memberikan jawaban terbata-bata
Inilah alasan Anda harus melakukan persiapan yang matang sebelum wawancara kerja. Jika perlu lakukan simulasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan keluar dalam wawancara, sehingga Anda tak grogi. Satu hal lagi kiat untuk menghindari kepanikan dan jawaban terbata-bata adalah kejujuran. Jika yang Anda ungkapkan adalah sebuah kejujuran, pasti akan mudah mengutarakannya. Jangan sampai Anda dianggap tidak menguasai topik karena kegugupan Anda.

Tentukan Gaji Sendiri Saat Melamar Kerja


Ketika melamar kerja, kandidat karyawan akan menghadapi sesi wawancara. Ini bagian yang sangat menentukan, apakah bisa diterima atau tidak setelah mengetahui standar kualifikasinya. Negosiasi gaji ada pada sesi ini. Apa yang mesti dilakukan? 

“Dalam proses wawancara, perusahaan akan mencari orang paling tepat atau paling mendekati sesuai ‘kebutuhan’ perusahaan. Seseorang diterima atau tidak bukan karena bodoh atau tidak bodoh, mampu atau tidak mampu. Paling utama adalah kandidat tersebut tepat atau tidak dengan kebutuhan perusahaan,” kata Ami Siamsidar, Konsultan Psikologi Senior pada Dr Sarlito & Co. Bisa jadi, ada kandidat sangat cerdas atau memiliki kemampuan lebih, tapi justru tidak diterima lantaran melebihi kualifikasi perusahaan. 

Beberapa Hal yang Tidak Perlu Masuk Dalam CV


Saat melamar kerja, kita ingin memastikan CV kita berbeda dari yang lain — tapi bukan untuk alasan yang salah. Nah, supaya CV kita tidak berakhir di tempat sampah, pastikan lima hal berikut ini tidak terdapat dalam CV Anda!

1. Objektif atau tujuan
Memang ada masanya ketika para pencari kerja merasa perlu menuliskan tujuan atau bayangan pekerjaan mereka. Ini memang bagus bagi para pencari kerja, tapi membuang-buang waktu perusahaan. Kenapa? Soalnya mereka justru sedang mencari seseorang yang bisa memenuhi kriteria mereka (bukan sebaliknya). Anda boleh-boleh saja menuliskan objektif, tapi cukup save di komputer.

Tujuh Kebohongan Terburuk Dalam CV Anda


Tak peduli betapa inginnya Anda mendapatkan sebuah pekerjaan, jangan pernah berpikir untuk berbohong dalam menulis CV.

Pertama, jika Anda mendapatkan pekerjaan itu, Anda bisa langsung kehilangan pekerjaan itu setelah kebohongan Anda terbongkar. Kedua, itu risiko besar. Sebagian besar perusahaan melakukan pemeriksaan latar belakang, memverifikasi gelarnya dan mengonfirmasi pekerjaan terakhir Anda. 

Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja

Wawancara kerja berguna tidak hanya untuk menilai kemampuan Anda, tapi juga perilaku. Banyak hal harus dipersiapkan agar momen yang menentukan ini berjalan lancar. Salah satunya, mengetahui bahasa tubuh yang sebaiknya dihindari.

Profesor Mehrabian, ahli psikologi dari Universitas UCLA, Amerika, bahasa tubuh sangat menentukan penilaian terhadap diri Anda ketimbang kata-kata yang terucap. Menurut penelitiannya, gerak tubuh dan ekspresi wajah memiliki pengaruh 55 persen sementara kata-kata yang diucapkan hanya 7 persen. 

Sebuah Percakapan Dengan Tuhan


Perubahan dan dinamika kehidupan mempengaruhi pikiran kita dalam merespon setiap informasi dan peristiwa di sekitar kita. Begitu cepat, kita membuat persepsi dan memproyeksikannya dalam tindakan dan bahasa tubuh, bahkan diluar logika. Entah berapa kali kita melakukan judgement atau punishment yang keliru terhadap seseorang, manakala kita berada dalam kondisi emosional negatif, seperti marah, sedih dan takut. Dan akhirnya kita berada dalam perasaan bersalah yang berkepanjangan.
Sebuah renungan bagi kita semua, semoga mengantarkan kesadaran dan keyakinan bahwa Tuhan Maha Dekat dan senantiasa ada untuk kita, dimanapun, kapanpun dan siapapun kita, Dia hadir dengan cara-Nya, menebar kasih dan mendamaikan hati dan pikiran kita.

Tidak Melakukan Apapun – Bisakah Anda?


Today is Monday. And I swear I am not going to do anything. Why? Because people says that Monday is hari malas sedunia katanya ya kan? Males banget mau pergi kekantor hari senin. Makanya we don’t like Monday. Biasanya kita disarankan untuk mengubah kalimat itu menjadi I like Monday!. Memang, kalimat-kalimat positif bisa membantu kita untuk menaikkan kadar energi positif juga. Namun, apa salahnya sih jika sesekali kita males-malesan juga? Kalau saya mau tidak melakukan apapun, so what? Sebentar dulu, masalahnya…; apakah benar saya bisa tidak melakukan apapun juga?

Bermasalah Dengan Bawahan


Kita semua tahu bahwa hubungan antara atasan dengan bawahan sangat menentukan keutuhan unit kerja dan efektivitas kepemimpinan. Maka membangun hubungan yang baik dengan bawahan atau atasan merupakan kondisi yang tidak bisa ditawar lagi. Masalahnya, ego sering mengungguli semua pertimbangan akal sehat. Jadi, meski mengerti, kita sering tetap terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Bagaimana seandainya Anda mengalami hal ini?Chatting di blackberry sering berisikan topik tentang ketidakpuasan bawahan kepada atasannya. Atau kekesalan atasan kepada bawahannya. Bisa dibayangkan jika atasan merasa tidak cocok dengan bawahannya, dan sebaliknya.

Teknik Mengkritik Yang Simpatik


Tidak seorangpun suka dikritik. Termasuk seseorang yang secara terbuka mengatakan;’silakan kritik saya!’ Percayalah. Orang hanya suka dikritik jika kritikan itu tidak menyinggung perasaan dan harga dirinya, tidak memojokkannya, dan tidak menelenjangi ketidakmampuannya. Masalahnya adalah, kita sering tergoda untuk menyampaikan kritik bukan dengan cara yang disukai oleh orang yang dikritik, malah lebih sering disertai dengan dorongan emosi kita sendiri. Walhasil, kita hanya berteriak-teriak tanpa bisa mengharapkan penerimaan dan kelapangan dada orang yang kita kritik. Hasil akhirnya? Anda sebal kepada orang yang tidak mau dikritik. Sebaliknya, orang yang Anda kritik semakin tidak menyukai Anda. Bukan kondisi seperti ini yang Anda inginkan, iya kan?

Menemukan Guru Yang Ke-5


Kepada siapapun kita bisa berguru tentang sesuatu. Tetapi, tidak semua orang yang berpredikat sebagai guru memiliki kualifikasi yang benar-benar layak untuk menjadikannya tempat berguru. Makanya, meski hidup kita dikelilingi oleh orang-orang yang sering disebut atau menyebut dirinya guru, kita sering tidak benar-benar melihatnya sebagai orang yang patut ’digugu dan ditiru’. Untungnya, masih bisa kita temukan guru-guru yang benar-benar bermutu. Kita bisa terus berguru meski tidak memiliki uang untuk membayarnya karena mereka tidak henti-hentinya berbagi ilmu. Kita bisa mengambil hikmah sebanyak-banyaknya karena mereka tidak kenal lelah untuk berbagi semangat!. Dan kita bisa menyaksikan keteladanan karena mereka selalu berusaha untuk melakukan apa yang dikatakannya. Meski mereka bukanlah manusia sempurna, tapi ada jejak-jejak yang layak untuk kita teladani dalam kehidupan nyata. Sudahkah Anda menemukan guru seperti itu?

Mensyukuri Pekerjaan


Banyak sekali orang yang mengeluhkan tentang pekerjaannya. Alasannya pun beragam macam. Ada yang soal gaji rendah. Teman yang tidak bersahabat. Atasan yang pilih kasih. Karir yang tidak naik-naik. Dan seribu satu alasan lainnya. Makanya, tidak heran jika setiap pagi rasanya berat sekali untuk berangkat ke kantor. Setelah tiba di kantor juga tidak bersungguh-sungguh mencurahkan seluruh kemampuan. Datang kesiangan, pulang kegesitan. Seakan-akan kita ini tidak membutuhkan pekerjaan itu. Sekarang, coba bayangkan; bagaimana seandainya besok pagi kita kehilangan pekerjaan itu? Apakah hidup Anda akan tetap baik-baik saja? Hmmmh, barangkali ini adalah saat yang tepat untuk kembali mensyukuri pekerjaan yang saat ini kita miliki. Sudahkah Anda mensyukuri pekerjaan pagi ini?

Menghargai Diri Sendiri


Menghargai diri sendiri, kedengarannya agak egois ya? Tidak juga. Toh artinya tidak sama dengan narsis. Harga diri seseorang justru bisa meningkatkan nilai-nilai moral dan budaya umat manusia. Seseorang yang dikenal berperilaku buruk – misalnya – sering dinilai merendahkan martabat lingkungan tempat tinggalnya. Faktanya, komunitas yang terdiri dari orang-orang yang mampu menjaga harga dirinya jauh lebih terhormat dari komunitas lain yang terdiri dari orang-orang yang tidak pandai menjaganya. Makanya, orang yang dinilai tidak punya harga diri sering disisihkan dari lingkungan yang baik. Jadi menghargai diri sendiri itu bukan sekedar mementingkan diri sendiri, melainkan bentuk penghargaan kita kepada lingkungan dimana kita berada juga. Sekalipun demikian, harga diri seseorang tidak mungkin terbentuk jika dia sendiri tidak menghargainya. Maka setiap orang perlu belajar untuk menghargai dirinya sendiri.

Bergairah Di Kantor Yang Terasa Gerah


Catatan Kepala: ”Gairah kerja kita tidak terpengaruh oleh suasana kantor, selama memiliki keinginan untuk membuat pencapaian bernilai dalam hidup.”

Saya yakin Anda menghabiskan sebagian besar waktu bekerja di ruang ber-AC. Ya kalaupun sesekali keluar dari ruangan sejuk itu, kan masih ada AC alam yang menghembuskan sepoinya. Makanya, kita jarang berada di tempat yang membuat gerah. Tapi, kenapa ya kita masih suka merasa ‘gerah’. Sejauh yang saya ketahui, ada begitu banyak alasan bagi seorang karyawan untuk merasa gerah dengan suasana kantor. Seseorang bisa bilang atasannya begini dan begitu. Dia juga bilang jika teman-temannya begana-begono. Bahkan sebagai seorang atasanpun bisa mengatakan anak buahnya sangat sulit diatur. Mungkin kita juga bisa bilang jika produk ini susah sekali jualannya. Atau, mungkin juga kita mengatakan sebuah kata sederhana ini; bosan!

Benarkah Karir Orang Jujur Sering Terhambat?


Judul ini sengaja dibuat tendensius. Soalnya, kita sering mendengar orang-orang mengatakan jika mereka yang tidak jujur malah mendapatkan kesempatan dan karir yang lebih baik. Sebaliknya, orang-orang jujur dan baik malah tersingkir. Faktanya tidak semua orang yang karirnya bagus adalah orang-orang yang tidak jujur. Mungkin memang ada orang tidak jujur yang karirnya cemerlang. Tetapi, keliru jika mengira bahwa ketidakcemerlangan karir kita terjadi karena kita memilih menjadi orang yang jujur. Bukan. Bukan karena kita jujur karir kita tidak berkembang. Justru dengan kejujuran itu kita bisa mendapatkan karir yang bukan sekedar membumbung tinggi, tetapi juga bernilai martabat tinggi. Jujur itu baik. Dan kita bisa membangun karir yang baik dengan landasan kejujuran.