Jejak Sidik Jari Pada Pekerjaan Anda


Manusia sering dilanda kekhawatiran jika hasil jerih payahnya diklaim oleh orang lain. Wajar. Apa lagi dizaman serba serobot seperti saat ini. Oleh karenanya, saya mengajak Anda untuk membubuhkan sidik jari pada setiap pekerjaan Anda. Mungkin yang dimaksud adalah ’membubuhkan tanda tangan’ barangkali ya? Tidak. Saya memang dengan sengaja mengajak Anda untuk membubuhkan ’sidik jari’ pada setiap hasil karya Anda. Mungkin kurang lazim, tetapi itulah yang sedang saya serukan. Tanda tangan Anda, bisa dengan mudah ditiru oleh orang lain. Tetapi, sidik jari Anda tidak bisa tergantikan. Jika Anda berhasil membubuhkan sidik jari itu, maka percayalah; tak satupun tindakan Anda yang bisa berpindah tangan kepada orang lain. Dan seluruh tindakan Anda berikut hasilnya akan menjadi milik Anda sepenuhnya. Apakah itu berhubungan dengan urusan kantor, maupun hal lainnya dalam kehidupan Anda.

Mari Menulis Dan Berbenah Diri


Bahkan seorang Manager atau Direktur pun perlu terampil menulis. Mengapa? Oh, begitu banyak manfaat dari aktivitas menulis. Antara lain melatih kita untuk berpikir runut, atau menata sesuatu secara lebih terstruktur. Perhatikan contoh sederhana ini: “Aku memanggil orang itu papa” dan “Orang itu memanggil aku papa”. Kata-kata dalam kalimat itu sama semua. Hanya urutannya saja yang berbeda, namun maknanya bertolak belakang hingga 180 derajat. Dalam bisnis pun, runutan dan logika seperti itu berlaku. Demikian pula dalam kehidupan di luar bisnis. Berlatih menulis, berdampak besar kepada kemampuan kita dalam mengelola kehidupan kita sendiri. Maka boleh jadi, kini saatnya untuk belajar menuangkan gagasan lewat tulisan.

Resep Naik Gaji


Michael Phelps baru saja dinobatkan sebagai atlit olimpiade terhebat sepanjang masa. Seorang perenang muda dari Amerika yang mengumpulkan medali paling banyak dibandingkan seluruh atlit olimpiade yang lain. Kalau saja dia memutuskan untuk pindah kewarga-negaraan, saya yakin akan sangat banyak negara yang berebut.

Saya juga dulu punya seorang bos yang jago sekali motret. Pak Indra Leonardi. Portfolio beliau luar biasa. Paket pernikahan beliau jangan ditanya. Sekitar 8 tahun yang lalu saja, kalau tidak salah harga beliau tidak pernah di bawah 50 juta untuk 1 kali motret.

Pejabat Ataukah Pemimpin?


Semua orang ingin sekali menjadi pemimpin, betul? Tidak juga. Yang kita inginkan sebenarnya adalah menjadi ‘pejabat tinggi’, bukan menjadi ‘pemimpin’. Di organsiasi bisnis misalnya, kita ingin menjadi Manager atau Direktur. Dalam pemerintahan, kita ingin menjadi Bupati atau Gubernur. Saat menginginkan jabatan itu, kita tidak benar-benar ingin menjadi pemimpin bagi umat atau orang-orang yang kita pimpin. Kita, lebih menginginkan kebanggaannya, prestisenya, dan fasilitas menggiurkannya. “Nggak juga tuch!” Saya senang jika Anda menyangkal seperti itu. Hal itu menunjukkan bahwa Anda memang berniat mengabdikan diri, bukan sekedar berambisi untuk meraih suatu posisi. Apakah itu penting? Bukan sekedar penting. Tapi juga menentukan apa yang kita lakukan selama memegang jabatan itu dan nasib kita sesudah selesai menjabatnya.

Rasa Syukur, Kenikmatan, Dan Kebahagiaan


Kita tidak pernah berhenti mencari kebahagiaan. Meskipun sangat sulit untuk mendefinisikannya. Kebahagiaan itu apa dan seperti apa. Tidak mudah untuk memahaminya. Maka kebahagiaan sering menjadi terlampau abstrak untuk bisa kita rengkuh ke alam realitas. Orang miskin mengira orang kaya lebih bahagia karena segalanya serba ada. Orang kaya, banyak yang menilai betapa bahagianya orang-orang miskin yang terbebas dari belenggu hutang hingga ratusan juta bahkan milyaran. Jadi sebenarnya kebahagiaan itu apa?  Dalam pencarian atas kebahagiaan itu, saya sering merasakan kenikmatan. Ketika uang saya sedikit – misalnya – saya merasa nikmat. Ketika uang saya sedang banyak, juga terasa nikmat. Ketika sakit, terasa nikmat. Saat sehat juga nikmat. Saat sendiri nikmat, ramai-ramai juga nikmat. Jika kenikmatan-kenikmatan kecil itu kita kumpulkan, lalu dirangkai dalam rentang waktu yang panjang, maka perasaan batin kita menjadi sedemikian nyaman. Pada saat-saat seperti itulah kita merasakan kebahagiaan. Apakah Anda merasakan hal yang sama?

Seorang Pemimpin, Mesti Ngapain?


Catatan Kepala: ”Seorang pemimpin memposisikan diri dibarisan terdepan bagi orang-orang yang dipimpinnya, bukan bertengger diatas kepala mereka.”

Dibanyak tempat, kita bisa mendengar orang yang mengeluhkan tentang kepemimpinan seseorang. Biasanya, tentang atasannya. Bunyinya macam-macam, namun intinya sama. Hal ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang cukup lebar antara harapan orang-orang yang dipimpin dengan kualitas kepemimpinan yang ditunjukkan oleh sang pemimpin. Kepemimpinan itu merupakan tanggung jawab yang sangat berat. Setidaknya, begitulah yang pernah saya rasakan. Oleh karenanya, hanya bisa ditunaikan oleh orang-orang yang memiliki komitmen untuk melayani. Mereka yang hanya ingin dilayani tidak akan mungkin berhasil menjalankan misi kepemimpinannya. Maka jika ada suatu kelompok kerja yang berantakan, boleh jadi itu disebabkan karena pemimpinnya belum melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dalam melayani orang-orang yang dipimpinnya. Memangnya apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin?

Pekerjaan Dengan Bayaran Tertinggi


Catatan Kepala: ”Gaji yang kita terima, belum tentu sesuai harapan. Sedangkan imbalan disisi Tuhan, pasti memuaskan.”

Slip gaji diklasifikasikan sebagai dokumen confidential. Anda tentu tidak ingin orang lain mengetahui angka-angka yang tertulis dalam kertas slip gaji Anda, bukan? Kepada suami atau istri, mungkin tidak keberatan untuk memperlihatkannya. Tetapi kepada orang lain? Tentu tidak. Anehnya, kadang kita tergoda oleh rasa ingin tahu terhadap angka-angka yang tertera dalam slip gaji orang lain. Memang, Anda tidak bakal membuang-buang waktu untuk mengintipnya, apalagi secara paksa meminta orang lain memperlihatkannya. Tapi, jika ada kesempatan untuk melihatnya boleh jadi kosa kata yang kita gunakan berbunyi ‘kenapa tidak?’. Lantas seandainya Anda ‘berhasil’ mengetahui slip gaji orang lain, apakah hal itu akan berdampak positif bagi Anda ataukah malah sebaliknya?

Menyia-nyiakan Diri Sendiri


Catatan Kepala: ”Segala sesuatu yang ditelantarkan akan lebih cepat rusak dibandingkan dengan sesuatu yang digunakan setiap hari.”

Judul tulisan saya terkesan sangat sadis sekali. Seolah-olah kita ini sudah sedemikian putus asanya sehingga diri sendiri pun disia-siakan. Kita, memang tidak sampai membuat diri sendiri terlantar seperti mereka yang sudah kehilangan kesadaran dirinya. Namun, jika ditilik lebih dekat lagi; ada begitu banyak potensi diri kita yang sampai saat ini belum kita daya gunakan. Kita tahu jika kita mampu, namun kita tidak melakukannya – misalnya. Kebiasaan untuk bekerja setengah-setengah juga menunjukkan jika kita masih suka menyia-nyiakan diri kita sendiri. Demikian pula halnya jika kita masih senang berkilah; “Saya akan melakukannya, jika saya sudah menjadi blablabla…” Meski kita rajin merawat tampilan fisik kita – namun jika sikap kita masih seperti – maka itu menunjukkan bahwa kita menyia-nyiakan diri kita sendiri.