90 Persen Kebutuhan Obat Sudah Bisa Diproduksi Sendiri


Obat merupakan salah satu kebutuhan manusia yang terbilang cukup penting. Kini sekitar 90 kebutuhan produk obat sudah bisa diproduksi oleh industri farmasi dalam negeri.

"Sekitar industri farmasi Indonesia sudah bisa memproduksi 90 persen dari kebutuhan obat dalam negeri bahkan untuk ekspor," ujar Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD selaku Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes dalam acaa temu media di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (9/3/2012).

Maura menuturkan kondisi yang ada saat ini hanya 10 persen produk obat jadi yang diimpor, sisanya arau 90 persen dibuat lokal. Dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya, makan Indonesia merupakan negara tertinggi dalam membuat produk obat jadi.

"Sedangkan untuk jumlah industri farmasi saat ini untuk PMA ada 28, PMDN (swasta nasional) ada 204 dan BUMN ada 4 perusahaan," ungkapnya.

Meski Indonesia sudah bisa memproduksi sebagian besar kebutuhan obat, tapi sekitar 95 persen bahan baku dari obat ini masihtergantung dari impor luar negeri, karena baru 5 persen bahan baku obat yang bisa diprodukasi sendiri.

"Perlu diketahui bahwa tidak ada satu pun negara di dunia yang bisa membuat 100 persen kebutuhan bahan baku obatnya sendiri, apakah itu India, Cina atau pun Eropa," ujar Maura.

Saat ini bahan baku obat yabg sudah bisa diproduksi sendiri oleh Indonesia antara lain paracetamol, antibiotik turunan betalaktam, produk eksipien atau bahan baku obat pembantu (amilum manihot, sorbitol, dekstrosa dan talkum), bahan baku obat turunan kina, iodium, bahan baku obat herbal (kayu manis, banaba, mahkota dewa, dan lumbricus rubellus).

"Kami juga sedang mengembangkan peningkatan bahan baku obat dalam negeri, untuk tahun 2011 ada 4 bahan baku, tahun 2012 rencananya ada 15 bahan baku, tahun 2013 rencananya 20 bahan baku dan tahun 2014 rencananya ada 25 bahan baku. Kita melakukannya kecil-kecil tapi nyata," umbuhnya.

Selain itu ada pula beberapa upaya pengembangan bahan baku obat dalam negeri yaitu:
  1. Mengembangkan kebijakan yang berpihak pada pengembangan bahan baku obat
  2. Meningkatkan sinergitas Academic-Business-Goverment (ABG)
  3. Menguatkan riset dibidang bahan baku obat yang berorientasi pada kebutuhan
  4. Meningkatkan kemampuan Iptek
  5. Meningkatkan produksi bahan kimia sederhana, pemanfaatan sumberdaya alam dan bioteknologi.
Sumber : detik - Vera Farah Bararah

Klik ini: e-book Medical Representative , berisi ulasan lengkap mengenai dunia Medreps!


DAPATKAN E-BOOK ISTIMEWA 'MENGUPAS TUNTAS RAHASIA INTERVIEW KERJA", KLIK DI SINI.

ATAU DALAM BENTUK DVD BERISI PULUHAN VIDEO DAN E-BOOK DI SINI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar